
BISAKAH SEORANG IBU DISEBUT GURU?
Oleh: Ely Faiqotul Hikmah, S.Pd.
Ibu adalah orangtua perempuan seorang anak, baik secara biologis ataupun sosial. Ibu adalah sosok yang mempunyai peranan penting dalam hidup anak-anaknya. Ibu juga merupakan orang yang dimuliakan tiga tingkat dibanding ayah karena ibulah yang melahirkan, menyusui, merawat dan mempertaruhkan hidup demi anaknya. Jadi, beruntunglah bagi kita semua yang sudah menyandang gelar sebagai ibu.
Pada hakikatnya, seorang perempuan memanglah ditakdirkan menjadi seorang ibu. Seorang wanita pasti memiliki nurani dan jiwa lemah lembut, sehingga mereka pantas mendapat sebutan sebagai ibu. Menjadi ibu rumah tangga bukanlah sebuah pilihan melainkan sebuah kodrat seorang wanita.
Dalam ajaran islam sudah ditegaskan bahwa tugas seorang ibu sangatlah mulia. Dalam konteks ini, begitu juga dengan seorang guru di sekolah. Guru adalah orangtua bagi siswanya, maka dari itu guru juga adalah orang yang dimuliakan. Peran seorang guru juga sangatlah penting walaupun guru tidak merawat jasmani seorang anak, tetapi guru merawat rohani anak. Mulai dari mengajar, membimbing, melindungi dan menanam kebaikan dalam diri dan hati siswanya.
Pertanyannya, apakah para ibu rumah tangga di rumah bisa disebut seorang guru? Tentu jawabannya iya karena sebelum anak di usia sekolah, ibu kita terlebih dahulu mengajari kita tentang segala hal di antaranya mengenal anggota tubuh, mengajari kita berbicara dan berjalan, serta membimbing kita dengan penuh kesabaran.
Penulis mengangkat tema ini karena posisi penulis saat ini, selain menyandang seorang ibu juga berprofesi sebagai guru. Mempunyai dua tugas yang notabenenya tidak satu tempat itu tidak lah mudah. Perlu kesabaran, keikhlasan, dan ketelatenan lebih dalam hal ini. Menjadi orangtua di rumah dan guru di sekolah harus benar-benar belajar dan terus belajar karena apa yang kita lakukan dapat dicontoh dan ditiru anak-anak kita. Jika kita menginginkan anak kita memiliki pribadi yang baik maka kita juga harus mengajarkan yang baik-baik. Jika kita ingin anak kita memiliki sikap yang religius, paling tidak kita bisa memberikan contoh yang menunjukkan sikap religius juga.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bersama bahwa menjadi seorang orangtua yang apalagi adalah seorang ibu yang selalu membersamai anak-anak mereka, baik di rumah atau di sekolah harus benar-benar matang dan memiliki kesabaran yang lapang, dan keikhlasan yang tak berbatas. Mereka merupakan hasil dari cerminan dan didikan kita. Tetap bersikap ramah, baik, sopan, santun, berkata baik, murah senyum, dan bahkan sempurna di hadapan anak-anak kita karena apa yang kita tanam itulah yang akan tumbuh.
*) Penulis adalah guru Bahasa Inggris di MA Miftahul Ulum.