Pojok Alumni

KH. ACH. DJAZARI MARZUQI TIDAK WAFAT

0

Penulis: Mas Ari Hidayat*

Diskusi kecil dan sederhana yang dilakukan para alumni Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum (YPP MU) terkait dawuh (pesan) Pengasuh I YPP MU, KH Achmad Djazari Marzuqi, tentang nyambhung abhek (menyambungkan diri) ke pesantren ada yang menarik di telinga saya selaku alumnus tua. Mereka, para milenial Miftahul Ulum, mengutip dawuh  beliau menegaskan bahwa semua santrinya harus kembali menyambungkan hatinya ke Miftahul Ulum.

Alumni milenial mendiskusikan dawuh tersebut, khususnya kata “nyambhung“. Mereka mencoba menguak makna kata tersebut hingga tak jarang menjadi perdebatan panas di antara para alumni muda ini. Namun, perbedaan pemikiran mereka tidak menjadi sebab keretakan antaralumni karena mereka cukup dewasa menyikapi perbedaan sebagai bukti bentuk sikap demokratis mereka.

Atas kehendak Allah SWT, mereka memahami sedikit arti “nyambhung”, yakni barokah yang mengalir dari KH. Ach Djazari Marzuqi. Terbukti banyak para alumni YPP MU diterima di berbagai universitas. Para alumni milenial menyadari semua itu atas berkah doa KH. Ach Djazari Marzuqi yang terus mengalir ke alumni hingga mereka tidak dipandang sebelah mata.

Nur Mohammad Aris Boy selaku ketua Ikatan Mahasiswa Alumni Muda Miftahul Ulum (IMAMU MIFUL) yang juga merupakan mahasiswa Universitas 17 Agustus Banyuwangi menyampaikan bahwa adik kelasnya di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum (MA MU), Ansori alumnus 2018 dipercaya menjadi ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas di Universitas Nahdatul Ulama Surabaya. Kemudian, ia menceritakan tentang kakak kelasnya yang juga alumnus MA MU 2015, Exanta Abdiyanto yang saat ini menjadi Pengurus Cabang PMII Jember, bahkan ada kabar via celuler bahwa Atiqur Rohman Jaya, salah satu alumnus MTs Miftahul Ulum kini menjadi Staf Kementrian Pendidikan Indonesia.

Mereka semua alumni muda Miftahul Ulum yang sangat dibanggakan oleh para alumni seniornya sehingga tidak ada rasa ragu bagi alumni tahun 70-an dan 80-an untuk kembali menyekolahkan dan memondokkan anak-anaknya di YPP MU. Mereka, para alumni 2000-an, telah membawa nama baik YPP MU. Menurut mereka, semua itu lebih karena barokah YPP MU. Mereka memaknai kata nyambhung ke Miftahul Ulum dengan mempersembahkan nilai kebaikan yang menaikkan nilai jual YPP MU di mata masyarakat.

Berkat rahmat Allah SWT dzat yang Maha Pemberi Petunjuk, semakin dalam menguak kalimat “nyambhung” maka mereka sepakat dan berkesimpulan bahwasanya KH. Ach. Djazari Marzuqi tidak wafat. Mereka merasa Pengasuh I YPP MU itu selalu mengawal dan membimbing hingga mereka menjadi alumni yang dapat berkiprah di mana pun berada. Kehadiran beliau sangat dirasa walau dalam mimpi sehingga di antara mereka merasa terbimbing. Semua itu menjadi bukti bahwa beliau tidak pernah meninggalkan santrinya hingga akhir hayat. Santri selamanya, selamanya santri.

Kesimpulan para alumni milenial cukup mencengangkan di telinga saya sebagai pendengar dan penulis bahwa kalimat istirja’ (Innalillahi wainna Ilaihi rojiun) untuk beliau bukan wafat. Akan tetapi, hanya jasad beliau-lah yang dikebumikan, sedangkan ruh beliau tetap membersamai dan mendoakan para alumni. Semoga kesadaran itu dapat membawa mereka menjadi alumni yang bisa diteladani oleh generasi-generasi YPP MU ke depan, agar bisa senantiasa berfikir dan berdzikir untuk Miftahul Ulum.[]

*Penulis adalah Alumnus YPP MU Angkatan 1988.

PEMIMPIN ITU MENEBAR DAMAI

Previous article

Kala Jemari Menjadi Tangan Tuhan

Next article

You may also like

Comments

Comments are closed.

More in Pojok Alumni