Oleh: Ust. Syamsul Hadi, S.Pd.I*
Allah selalu menciptakan segala sesuatu dengan segala faedahnya. Tugas kitalah pandai-pandai mengambil hikmah pada setiap ciptaan-Nya. Tuhan menciptakan makhluk berpasangan bukan tanpa makna. Ia jadikan malam menggantikan siang, fajar menyingsing tergantikan petang. Sinar terik matahari tidak hanya mengobarkan panas, tetapi partikel-partikel cahaya yang dipantulkannya bermanfaat untuk manusia.
Berbicara tentang manfaat dan faedah ciptaan Allah maka tak akan pernah ada habisnya. Di bawah ini hanyalah sepersekian persen faedah yang dapat kita rasakan dan syukuri bersama-sama. Setiap masa dan waktu telah Allah atur sedemikian baik hingga manusia hanya dapat menikmatinya.
Pertama, terciptanya waktu pagi dengan segala keindahan yang dipancarkan mentari. Manusia memulai ritual ibadahnya semenjak kesejukan menyelimuti diri. Di waktu pagi inilah semua aktifitas dimulai. Petani, pedagang, dan pegawai kantoran terus bergerak mulai bekerja. Dengan gerakan lincah, otot-otot tubuh menjadi stabil, dan terhindar dari penyakit lahir maupun batin. Ad-dhohiru yadullu alal bathin “Yang nyata (tampak) sebagai bukti adanya yang tak terlihat (bathin)”. Maksudnya, badan yang sehat menunjukkan jiwa yang kuat.
Kedua, panas matahari terpampang di tengah hari. Para pekerja mulai lelah. Maka dari itu, masa ini sangat tepat untuk beristirahat dari segala rutinitas. Sejenak memberikan ruang untuk tetap kembali pada keharibaan Tuhan dalam sujud sholat dhuhur. Jika ada cukup waktu maka tidurlah untuk mengistirahatkan tubuh. Namun, apabila tuntutan pekerjaan tak memungkinkan untuk tidur, cukup renggangkan otot-otot persendian. Istirahatlah barang sejenak, ini sangat berguna agar tubuh tak terlalu letih sehingga tidak mudah terjangkit penyakit.
Ketiga, senjapun berlalu membawa petang datang maka hentikanlah aktifitasmu dan pulanglah ke rumah. Saat awal malam telah tiba, fokuskan perhatian pada keluarga. Ajaklah mereka bercengkerama dan bersenda gurau. Hal ini bertujuan untuk terus memupuk keharmonisan dalam keluarga. Selain bersama keluarga, boleh juga mengunjungi tetangga atau saudara agar silaturrahim menjadi semakin erat. Satu hal yang harus diperhatikan, waktu bersama mereka tidak baik jika terlalu lama karena akan menyebabkan rasa bosan maka ajaklah mereka berbincang sekedarnya saja, satu jam saja cukup.
Puas berbincang dengan keluarga, silahkan istirahat agar esok hari badan fresh lagi. Sebelum itu, alangkah baiknya andai dibiasakan untuk bermuhasabah diri. Muhasabah yang dimaksud adalah mengingat-ingat apa saja hal yang telah dilakukan selama sehari penuh. Bermuhasabah dapat menghindarkan diri dari perkara buruk yang terlanjur dilakukan agar tidak terulang di kemudian hari. Selain muhasabah, waktu ini bisa diisi dengan melakukan hal-hal yang dapat menambah produktivitas diri, seperti menulis, membaca, dan lain-lain. Kerjakanlah apa saja yang bermanfaat selagi ada waktu, jangan sesekali menunda-nunda sebelum akhirnya terlambat.
Terakhir, ketika semua rutinitas dan pekerjaan telah usai maka segerakanlah tidur agar dapat menyambut datangnya puncak hening malam. Selanjutnya, dalam keheningan malam itu bermunajatlah, memohon segala pinta pada Dzat Yang Maha Kuasa. Sesungguhnya, waktu hening itu adalah sebaik-baiknya permadani munajat cinta seorang hamba pada Rabbnya. Lalu, kapankah yang disebut waktu hening malam itu?, yakni di kala sunyi saat manusia sedang lelap tidur dibuai indahnya mimpi.
Pada saat hening itu, bangunlah. Sucikan badan dan pakaian, kemudian jumpailah sang Ilahi Robbi dengan hati yang bersih. Mohon ampunan dan petunjuk agar hidup selalu penuh berkah dan terpuji. Allah telah menjanjikan, “Barang siapa meminta pada saat hening malam maka akan terpenuhi.”
*) Penulis adalah guru MI Miftahul Ulum Bengkak Wongsorejo Banyuwangi.
Comments