Berita

Cara Para Santri YPP MU Memaknai Intruksi Pemerintah Untuk PKKM

0

Penulis : Ust. Moh. Kholil

Bengkak, MIFUL News – Melonjaknya kasus positif pasien terpapar Corona Virus Disease 19 (covid-19) akhir-akhir ini, membuat pemerintah pusat mengambil keputusan baru. Keputusan ini dibuat guna untuk memutus rantai penyebaran penyakit yang disebabkan virus tersebut. Pemerintah menerapkan PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) di Jawa-Bali. Kebijakan tersebut diterapkan mulai hari Sabtu tanggal 3 Juli hingga 20 Juli 2021 mendatang.

Lewat surat intruksi dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyuwangi, Pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum (YPP MU), Abuya KH. Moh. Hayatul Ikhsan meminta kepada semua santri untuk melakukan gerak batin ( istighosah dan khataman Alquran). Permintaan tersebut beliau sampaikan langsung kepada semua santriwan/ santriwati setelah melaksanan sholat berjamaah maghrib di masjid Nurul Ulum kemarin (Ahad, 4 Juli 2021).

Adapun intruksi yang beliau sampaikan ialah untuk rutin melaksanakan istighosah bersama setelah sholat maghrib kemudian dilanjut dengan khataman Alquran. “Setiap santri wajib membaca satu juz per satu hari kemudian setelah sholat maghrib berjamaah kita membaca istighosah dengan maksud untuk keselamatan semua santri dan seluruh keluarga besar YPPMU serta harapan, semoga pandemi ini segera berakhir,” tegas beliau penuh harap.

Kegiatan istighosah dan khataman tersebut diwajibkan mulai hari Ahad, 4 Juli sampai 20 Juli 2021. Selain itu, para santri juga diberi kegiatan tambahan, yakni membaca bacaan burdah di setiap daerah-daerah yang telah ditentukan oleh pengurus asrama.

Tidak hanya itu, beliau meminta kepada semua santri untuk menjadikan ini kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, selalu berusaha, berdoa, dan bertawakal. Tentunya, beliau juga menginstruksikan kepada semua santri untuk selalu mentaati protokol kesehatan dan tidak takut menghadapi kematian karena hal tersebut merupakan kepastian yang tidak dapat ditawar lagi.

“Salah satu cara kita menanggapi penyakit ini ialah dengan mengembalikannya kepada Allah Swt. Berdoalah untuk dihindarkan dari semua bentuk penyakit, bukan kematian karena kematian adalah suatu kepastian bagi semua manusia,” tegas beliau. “Perbanyak membaca kalimat istirja’, ingatlah bahwa apa-apa yang ada di dunia ini milik Allah dan pasti akan kembali semuanya kepada Allah SWT,” lanjut Abuya KH. Moh. Hayatul Ikhsan yang kemudian beliau mengakhiri perkumpulan tersebut dengan doa. (Miful/MKh)

PROTAMU: Hadiahkan Persembahan Khusus Ning Evi

Previous article

OREMA SABAR: Ta’arufan Ala Santri

Next article

You may also like

Comments

Comments are closed.

More in Berita