Lebih Berat dari UN, Ujian Al Miftah Diikuti 67 Murid MADIN MU
Penulis: Sinta Safitri
Bengkak, MIFUL News – Al Miftah lil Ulum merupakan metode mudah belajar membaca kitab kuning, metode ini diprakarsai langsung oleh Pondok Pesantren Sidogiri (PPS) Pasuruan. Metode tersebut sudah diterapkan di berbagai madrasah ranting PPS, salah satunya Madrasah Diniyah Miftahul Ulum (MADIN MU) Bengkak. MADIN MU merupakan satu-satunya lembaga MADIN di Banyuwangi yang menjadi Ranting PPS. Sudah hampir empat tahun metode baca kitab kuning ini digunakan di MADIN MU, dan menjadi pelajaran wajib bagi murid yang duduk di kelas empat dan lima.
Hari Jum’at lalu tepatnya tanggal 03 Nopember 2017, MADIN MU melaksanakan ujian jilid Al Miftah lil Ulum, yang bertempat di gedung MADIN MU. Ujian tersebut dimulai sejak pagi hari tepatnya mulai pukul 06.30-14.30 WIB. Ujian ini diikuti oleh 67 murid MADIN MU, 12 murid kelas empat banin (putra), 23 murid kelas empat banat (putri), 6 murid kelas lima banin, dan 26 kelas lima banat. Para peserta ujian antara yang banin dan banat diuji di ruang kelas yang berbeda, peserta banin menempati ruang kelas 5 banin, sedangkan yang banat menempati di ruang kelas 4 banin.
Ujian ini sangat menyita perhatian, baik dari para asatidz (guru) maupun para peserta ujian itu sendiri, bahkan para asatidz sudah mulai jauh-jauh hari membimbing murid kelas empat dan lima. Mereka berharap dengan adanya bimbingan dapat membantu peserta ujian mempersiapkan diri guna menghadapi ujian.
Dalam hal ini, para mumtahin (penguji) secara khusus datang dari PPS, mereka berjumlah 2 orang, yakni Ust. Hariyanto dan Ust. Fathoni. Sebelum dimulai, Ust. Hariyanto selaku penguji mengingatkan kepada semua peserta ujian untuk bersikap tenang dan tidak merasa takut. “Anggap saja kita sedang mengobrol tapi ala Al Miftah,” tuturnya di hadapan semua peserta ujian kala itu. Untuk kelas 4 baik banin maupun banat diuji oleh Ust. Fathoni, sedangkan Ust. Hariyanto menguji kelas 5 banin dan banat.
Ujian tersebut dilaksanakan secara bergantian, para peserta maju satu persatu sesuai dengan urutan nama di absensi kelas. Setelah maju para peserta mengambil satu kertas dalam amplop dan menyerahkan kepada mumtahin (penguji), yang mana kertas tersebut berisi soal-soal yang akan ditanyakan kepada peserta tersebut.
Ujian kali ini dianggap oleh para peserta tidak kalah berat dengan Ujian Nasional (UN), selain penguji yang hadir langsung dari PPS, ujian ini juga menjadi persyaratan untuk bisa naik ke kelas berikutnya. Sebagian dari peserta ada yang sampai menangis, karena takut tidak naik kelas dan grogi menghadapi para tim penguji.
Para peserta yang telah selesai diuji kelihatan sangat sumringah, meskipun hasil ujian tersebut belum diketahui. setidaknya mereka bisa bernapas lega karena telah melewati fase yang paling menentukan. Tentu mereka semua berharap dapat lulus dan mendapatkan nilai yang bagus.
Selaku kepala MADIN MU Ust. Asmoni berharap semua peserta ujian lulus 100%. Mengingat para peserta sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menghadapi ujian ini. Beliau juga berharap para asatidz tetap semangat dan kompak untuk terus mendidik anak-anak calon generasi Islam.(Miful/SS)
Teruslah berkreasi demi masa depan yang lebih baik.