Bahsul Masa’il Salafiyah Safi’iyah Sukorejo, Nyai Hj. Uswatun Hasanah: Pentingnya Membentuk Kader Faqih Zamanih
2 mins read

Bahsul Masa’il Salafiyah Safi’iyah Sukorejo, Nyai Hj. Uswatun Hasanah: Pentingnya Membentuk Kader Faqih Zamanih

Penulis: Putri Apriliatus Soimah*)

Sukorejo, MIFUL News – Pada hari Ahad lalu (17/11/2024), tiga santriwati Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum (YPP MU) Bengkak Wongsorejo Banyuwangi berpartisipasi dalam kegiatan Bahsul Masai’l (BM). Kegiatan ini merupakan salah satu rentetan acara Haul Majemuk di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo (P2S2).

Ketiga santriwati YPP MU tersebut yaitu, Putri Apriliatus Soimah, Adinda Nadya Ulya Salsabila, dan Sayyidah Mamluatul Hasanah Al Firdaus. Ketiganya merupakan santri aktif di Asrama Putri YPP MU, dua diantaranya bahkan masih berstatus murid kelas VI Madrasah Diniyah B-05 YPP MU.

Bertempat di lantai bawah Musholla Pusat Putri P2S2 Sukorejo, kegiatan dimulai sejak jam 07.00 Wib. Kegiatan ini memang rutin diselenggarakan setiap tahun menjelang Haul. Tidak hanya diikuti oleh santri dan alumni P2S2 Sukorejo, melainkan turut hadir pula santri perwakilan dari pesantren-pesantren se-tapal kuda.

Nyai Hj. Uswatun Hasanah menyampaikan bahwa pada zaman Rosulullah SAW, tidak ada yang namanya Bahsul Masail. Sebab, seluruh persoalan dari masalah fiqh sampai masalah kehidupan sehari-hari itu langsung ditanyakan kepada sumber hukumnya, yaitu Rasulullah Saw. Namun, seiring berjalannya waktu, permasalahan juga semakin terbaharu dan membutuhkan penyelesaian yang serius.

“Oleh karena itu, para ulama Nahdlatul Ulama membentuk lah suatu komunitas atau forum yang khusus diperuntukkan menjawab persoalan-persoalan terkini, yaitu Forum Bahsul Masa’il. Untuk itu, pesantren-pesantren salaf diharapkan bisa membentuk kader Faqih Zamanih yang bisa menjawab persoalan fiqh di masa kini,” pungkas Nyai Hj. Uswatun Hasanah penuh harap saat membuka sambutannya.

Bahsul Masa’il adalah kegiatan diksusi atau pembahasan ilmiah mengenai berbagai persoalan-persoalan Fikih yang tidak terjawab oleh alquran, hadis, dan kitab-kitab kuning klasik. Kegiatan pun berlangsung sangat lancar dan memancing antusiasme peserta. Berbagai persoalan diajukan oleh panitia, mulai dari isu-isu seputar ibadah hingga masalah sosial yang berkaitan dengan hukum Islam.

Salah satu topik yang dibahas ialah hukum imam lupa bilangan sholat, hukum perempuan bekerja di malam hari, fenomena joki skripsi atau tugas kuliah, sampai kejelasan hukum terkait maraknya pinjaman online. Kemudian, para peserta melakukan diskusi interaktif dan saling bertanya jawab guna menemukan solusi yang tepat atas masalah tersebut berdasarkan prinsip-prinsip hukum Islam.

“Kami sangat senang bisa mengikuti kegiatan BM ini karena hal ini merupakan kesempatan emas dan pengalaman yang berharga. Kami dapat mempelajari ilmu-ilmu baru dan memperkaya wawasan keilmuan kami,” tutur Adinda, salah satu peserta delegasi YPP MU. Acara BM berakhir pukul 16.00 WIB yang ditutup dengan doa bersama.

“Semoga perwakilan dari YPP MU bisa memetik beberapa hikmah dan memperoleh tambahan ilmu serta pengalaman. Ke depan, kami berharap YPP MU lebih aktif di dalam mengikuti BM di berbagai forum dan berani dalam menyampaikan jawaban-jawaban dengan referensi yang sesuai,” ungkap Ning Siti Nur Azizah, S.Ag selaku Kabag. Asrama Putri YPP MU. (Miful/PAS)

*) Santri aktif YPP MU, kelas VI Madin Mifttahul Ulum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *