KENANG RESOLUSI JIHAD, YPP MU HELAT UPACARA HARI SANTRI 2017
Penulis : Ust. Rudi Hantono, S.Pd.I
Bengkak, MIFUL News – Momen Hari Santri Nasional 2017 disambut begitu antusias oleh semua kalangan pondok pesantren, tak terkecuali Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum (YPP MU) Bengkak Wongsorejo Banyuwangi. Bagi para santri, perayaan ini merupakan wujud ungkapan syukur dan upaya meneladani semangat jihad keindonesiaan para pendahulu bangsa, termasuk ulama, yang memiliki rasa kebangsaan, cinta tanah air, serta kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara.
Di lingkungan YPP MU, peringatan Hari Santri 2017 dilakukan dengan menghelat sejumlah kegiatan, di antaranya napak tilas perjuangan dan ziarah ke makam Pendiri dan Pengasuh I YPP MU, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan 1 Milyar Shalawat Nariyah pada Jum’at malam sabtu (20/10/2017) oleh semua santri putra dan putri bertempat di Masjid Nurul Ulum YPP MU. Seluruh rangkaian kegiatan lalu dipuncaki dengan gelaran Upacara Bendera dalam rangka Memperingati Hari Santri Nasional (HSN) di halaman YPP MU pada Ahad (22/10/2017). Dimulai tepat pukul 06.30 WIB, upacara yang diikuti oleh semua dewan asatidz/dzah dan siswa/siswi YPP MU yang berseragam kompak putih-putih berlangsung dengan dipimpin oleh Pengasuh YPP MU, KH. Moh. Hayatul Ikhsan, M.Pd.I dalam kapasitas sekaligus sebagai Ketua MUI Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi.
Dalam sambutannya, KH. Moh. Hayatul Ikhsan, M.Pd.I mengungkapkan bahwa pengakuan akan peran santri melalui peringatan Hari Santri ini bukanlah tujuan dari perjuangan ulama dalam memperjuangkan kemerdekaan dulu. Namun, semua yang dilakukan ulama hanya semata-mata ingin mendapat pengakuan dari Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat. Beliau juga berterimakasih kepada pemerintah yang telah mengakui jasa-jasa para ulama dan syuhada dengan mengukuhkan sebagian dari mereka sebagai Pahlawan Nasional.
Menurut beliau, peringatan Hari Santri ini juga wujud pengakuan terhadap perjuangan para santri yang pada masa itu sam’an wa thoatan (taat) kepada para ulama, guru para santri. “Berbekal ketaatan terhadap Resolusi Jihad yang difatwakan KH. Hasyim Asy’ari, para santri dengan tekad bulat melakukan jihad fisabilillah (berjuang di jalan Allah) guna mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia ini,” tuturnya.
Melalui peringatan Hari Santri, kata beliau, jasa-jasa para santri yang punya andil besar dalam merebut kemerdekaan RI diakui. Namun, pengakuan ini hanya secuil dari manfaat yang diterima para santri. Jadi, dengan pengukuhan tanggal 22 oktober, tanggal dikumandangkannya Resolusi Jihad 1945, ini sebagai Hari Santri, maka santri harus benar-benar bangkit untuk betul-betul menunjukkan bahwa santri punya andil, punya hak dan berkewajiban sama dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), salah satunya dengan menuntut ilmu sebanyak-banyaknya. “Karena tanpa ilmu, kita bisa terjajah kembali!” ujarnya tegas. Menurut beliu, santri harus terus bersemangat dalam mencari ilmu agar eksistensinya sebagai santri diakui, bukan hanya harinya yang diakui.
Di bagian lain sambutannya, beliau juga menyampaikan harapan agar santri selamanya tetap “berbau santri” dan tidak menjadi “santri bau”. Berbau santri bermakna bisa tetap baik dan bermanfaat sekalipun secara formal sudah tidak lagi berada di pesantren. “Itulah sosok santri yang sesungguhnya,” kata beliau, menegaskan.
Di akhir sambutannya, Ketua MUI yang kharismatik itu juga berharap, peringatan Hari Santri dapat menumbuhkan semangat para santri untuk terus mempertahankan nilai-nilai kesantrian sekaligus berkomitmen untuk tetap menjaga keutuhan NKRI. “Semoga, dengan begitu, cita-cita mewujudkan NKRI sebagai baldatun thoyyibatun warobbun ghofur dapat terwujud,” tandasnya penuh semangat.
Selanjutnya, di penghujung upacara, Paduan Suara YPP MU melantunkan lagu “Hubbul Wathan” dan “Mars Ayo Mondok” diikuti oleh semua dewan guru dan siswa/siswi dengan penuh semangat. Gelora semangat mereka saat menyanyikan lagu itu menjadi penanda ungkapan syukur atas difatwakannya Resolusi Jihad dan perjuangan ulama dan santri terdahulu dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Selamat Hari Santri, jayalah selalu santri Nusantara!(Miful/RHn)