Sema’an al-Qur’an bil Ghoib: Suasana Penuh Haru, Banjir Doa dan Air Mata
3 mins read

Sema’an al-Qur’an bil Ghoib: Suasana Penuh Haru, Banjir Doa dan Air Mata

Penulis: Ustd. Sinta Safitri
Bengkak, MIFUL News – Pada momentum peringatan Isro’ Mi’roj tahun ini, Pengurus Asrama Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum (YPP MU) Bengkak Wongsorejo Banyuwangi mengagendakan acara Sema’an al-Qur’an bil Ghoib. Acara tersebut dikhususkan untuk santri Asrama Tahfidzul Qur’an Putri yang digelar pada hari Ahad 27 Februari 2022 di Masjid Nurul Ulum kemarin. Ada 20 santriwati yang tampil membacakan hafalannya dalam acara sema’an kali ini.
Sema’an al-Qu’ran bil Ghaib kali ini juga dihadiri langsung oleh pengasuh YPPMU, KH. Moh.Hayatul Ikhsan, M.Pd.I. Beliau didampingi oleh Kabid Kepesantrenan, Kabag Asrama Putri, dan seluruh Majelis Keluarga Pengasuh YPPMU. Juga turut hadir asatidz/ asatidzah, guru ngaji, wali santri, dan simpatisan.
Selain hadirin yang hadir langsung di tempat acara, banyak pula yang ikut menyimak acara ini di kanal youtube YPP Miftahul Ulum Bengkak yang disiarkan secara live. Dengan demikian, ratusan bahkan ribuan orang juga dimungkinkan untuk menyimak hafalan al-Qur’an para santri kemarin, hari ini hingga esok.
Tepat pukul 08.00 WIB acara dimulai. Ning Ghina Nidaul Husna, S.Pd selaku pembimbing di Asrama Tahfidzul Qur’an dalam sambutannya sangat mengapresiasi kegiatan ini, “Alhamdulillah, kami bisa mengadakan acara sema’an ini. Jika tahun lalu hanya juz satu dan juz dua saja yang di-murojaah maka kali ini ada tambahan yang sangat signifikan, yaitu dari juz satu sampai juz lima,” lapor beliau. Kegiatan ini bertujuan sebagai ajang evaluasi agar hafalan para santri semakin kuat dan mereka bisa lebih semangat lagi dalam menghafal al-Qur’an. “Semoga acara ini berjalan lancar dan diridloi oleh Allah swt. Amiin,” pungkas doa harap beliau dengan wajah berbinar.
Kemudian, secara bergantian satu per satu santriwati mulai membacakan ayat -ayat al-Qur’an secara berurut dan bergilir. Masing-masing santri membacakan lima halaman secara estafet mulai surah al-Fatihah hingga ayat terakhir di juz lima.
Metode sema’an seperti ini memang kerap digunakan dalam pembelajaran, utamanya menghafal al-Qur’an. Sema’an biasa dilakukan bersama teman sesama penghafal atau saat setoran hafalan pada pembimbing. “Kali ini, hafalan mereka (para santri) disimak secara langsung oleh para guru dan orangtua pada acara Sema’an al-Qur’an dan Selamatan berharap dapat menambah keberkahan,” ungkap salah satu panitia acara. Menurutnya, tradisi selamatan memang sudah mendarah daging di kalangan masyarakat sekitar sebagai salah satu bentuk syukur. Salah satunya, yakni selamatan yang diadakan saat anak khatam membaca atau belajar al-Qur’an.
Di penghujung acara, para santriwati secara bersama-sama menyanyikan lagu Aku Ingin Menjadi Hafidz Qur’an diiringi dengan pembacaan puisi. Alhasil, ini membuat semua yang hadir menitikkan airmata haru. Perasaan bahagia dan bangga tampak dari wajah mereka. Hati pun kian terenyuh ketika para hafidzah turun dari atas pentas dan menyalami para guru untuk kemudian merangkul orangtua masing-masing. Dalam dekap penuh doa, semoga al-Qur’an yang mereka hafalkan membawa barokah untuk para santri khususnya dan untuk semua umat muslim secara umum. Aamiin. (Miful/SS)