Penulis: Ust. Moh. Kholil As Sobri

Bengkak, Miful News – Dalam memeriahkan acara reuni dan haul majemuk pendiri Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum (YPP MU) Pengurus Asrama banin dan Asrama banat menggelar berbagai macam musabaqoh antarpelajar dan antarsantri. Salah satunya ialah musabaqah qira’atul kutub Sullam At-taufiq.

tepat tanggal yang sudah ditentukan oleh Panitia musabaqah, yakni hari Rabu (6/2/2019) acara musabaqah qira’atul kutub Sullam At-taufiq digelar di gedung Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ibrahimy YPP MU. Tepat pukul 08.00 WIB pembukaan musabaqah qira’atul kutub Sullam At-taufiq dimulai dengan pembacaan surah Al-Fatihah. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan kreteria musabaqah dan memanggil peserta satu persatu untuk tampil sesuai nomor urut yang telah ditentukan Panitia.

Acara musabaqah qira’atul kutub Sullam At-taufiq berjalan dengan sangat disiplin dan diikuti dengan seksama oleh semua peserta dan dihadiri langsung oleh majelis keluarga YPP MU. Acara musabaqah kali ini berbeda jauh dengan musabaqah sebelumnya karena peserta tak hanya tingkat se-Jawa. Tapi, tembus hingga keluar provinsi. Tercatat ada beberapa peserta dari provinsi Bali.  “Saya ucapkan banyak terima kasih kepada Panitia musabaqah karena ini menjadi pengalaman pertama bagi saya, sekaligus mengasah kemampuan saya,” ungkap Alif Ridho salah satu peserta yang berkelahiran Pulau Dewata Bali.

Dalam kesempatan lain, Ust. Zainur Rifqi selaku Pembina baca kitab metode Al Miftah Lil Ulum di YPP MU sekaligus juri dalam musabaqah tersebut, menuturkan bahwa untuk menunjukkan ciri khas kultur santri maka tidak ada salahnya jika kita adakan musabaqah semacam ini, yakni membaca kitab gundul (kitab kuning yang tak berharakat). “Kami mengusulkan kitab Sullam At-Taufiq karena kitab tersebut merupakan kitab fiqh dasar yang sudah pasti di kaji di setiap pondok pesantren,” jelasnya menambahi. Di penghujung acara musabaqah qira’atul kutub Sullam At-taufiq, Team Website Miful News (TWMN) menemui Moh. Guntur selaku Ketua Panitia musabaqah pada tahun ini, beliau mengungkapkan bahwa ini diluar dugaan kami sebagai Panitia karena awalnya kami mengira musabaqah qira’atul kutub Sullam At-taufiq ini sedikit sekali peminatnya. “Ternyata musabaqah kali inibukan hanya se-Jawa. Akan tetapi, ini bisa dikatan musabaqah se-Jawa dan Bali,” jelasnya.(Miful/MKh)