Berbicaralah yang Baik, Jika Tidak, Diamlah!
2 mins read

Berbicaralah yang Baik, Jika Tidak, Diamlah!

Oleh: Ika Nurjannah, S.Pd.I

Kita sangat sering sekali dihadapkan pada beberapa perkara atau kejadian. Apalagi sekarang segala informasi atau beberapa kejadian bisa dilihat di berbagai platform media sosial. Tidak hanya menjadi penikmat media sosial, tetapi terkadang kita juga menjadi bagian darinya.

Kita sering melihat kejadian yang suka membakar emosi. Memancing bahkan memaksa untuk turut menghakimi dan mengomentari hal tersebut. Sebagai penonton, tentu boleh dan tidak ada larangan memberikan reaksi. Akan tetapi, ingat dan harus diingat betul-betul, jadilah orang yang bijak dan baik dalam menilai atau bahkan berkomentar.

Menjaga mulut agar selalu berkata baik, selain menjaga diri kita sendiri. Hal tersebut juga merupakan satu bukti bahwa kita sangat mengimani Allah Swt. Dalam kitab hadits arbain disebutkan,

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: “من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت.

Dari Abi Hurairah RA, Rosulullah bersabda: barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat maka berucaplah dengan perkataan yang baik atau diam.

Bahkan dalam suatu riwayat juga disebutkan beberapa keutamaan menjaga lisan. Ibnul Jauzi dalam kitab Bahrud Dumu’ berkata,

‏فمَن حفظَ لسانهُ لأجلِ الله تعالىٰ في الدنيا ، أطلقَ اللهُ لسانهُ بالشهادة عندَ الموتِ ولقاءِ الله تعالىٰ .
‏ومَن سَرَّح لسانهُ في أعراضِ المسلمين ، واتبعَ عَوراتهم ، أمسكَ اللهُ لسانهُ عن الشهادةِ عند الموت .

“Barang siapa menjaga lisannya karena Allah di dunia, Allah akan memudahkan lisannya mengucapkan syahadat ketika dia meninggal dan bertemu dengan-Nya.
Sebaliknya, barang siapa tidak bisa menjaga lisannya dari membicarakan kehormatan kaum muslimin dan mencari-cari aib mereka, Allah akan membuatnya sulit mengucapkan syahadat ketika meninggal dunia”.

Bukankah hal di atas cukup jelas, betapa pentingnya berucap yang baik. Menata kata dan memilah kalimat mana yang akan diucapkan. Dan berfikir terlebih dahulu sebelum melontarkan kata. Hal ini akan sangat membantu untuk berhati-hati dalam melontarkan sebuah kata dan senantiasa menjadikan kita manusia yang saling menjaga. Jika demikian, sudah cukup jelas Allah janjikan kemudahan mengucap kalimat syahadat saat ajal tiba nanti.

Jika memang kita belum mampu mengolah kata dengan baik. Menjaga komentar-komentar kita atas apa yang tidak kita ketahui secara utuh. Alangkah lebih baiknya kita diam. Bukan diam yang membiarkan suatu hal terjadi apalagi hal buruk, tetapi diam dari komentar atau kata-kata yang jelek dan menyakitkan. Agar senantiasa kita menjadi orang yang selamat.

Tidak hanya itu, diam juga akan membuat fikiran jernih sehingga tidak tergesa-gesa dan bijak dalam mengambil sikap. Dengan diam akan muncul ketenangan dan tidak mudah menghakimi orang lain secara semena-mena. Oleh karena itu, diam saja selagi diam membawa kebaikan.

Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu menjaga lisan. Lebih memilih diam ketika tidak mampu berkata baik. Semoga Allah SWT

One thought on “Berbicaralah yang Baik, Jika Tidak, Diamlah!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *