Artikel

BERSAMA SANTRI DAMAILAH NEGERI

0

Oleh: Ustdh. Nur Hidayati, S.Pd*

 

Hari santri… hari santri… hari santri…

Hari santri bukti cinta pada negeri

Ridho dan rahmat dari ilahi

NKRI harga mati

Sumber: Lirik lagu Hari Santri 2018 “Bersama Santri Damailah Negeri” karya M. Ridwan Taiyeb

 

Berbagai kegiatan diadakan untuk merayakan Hari Santri Nasional (HSN). Hampir seluruh pondok pesantren di Indonesia ikut memeriahkan, tidak peduli salaf ataupun modern, bahkan organisasi masyarakat (ormas) islam kecil pun beramai-ramai menyemarakkan HSN. Ada yang berdiri tegap melangsungkan upacara, ada yang menguraikan intelektualnya dalam lomba penulisan karya ilmiah, ada juga yang sekedar mengulang kisah dengan berceramah.

Dengan ditetapkannya HSN pada 22 Oktober dua tahun lalu, seyogyanya umat islam khususnya kalangan santri, merasa bangga. Hal ini dikarenakan tidaklah dapat dipungkiri bahwa kemerdekaan Negara Indonesia tidak terlepas dari perjuangan para kiai dan santri.

Ada sebuah slogan “Indonesia merdeka bukan dengan persembahan penjajah tetapi Indonesia merdeka bersama pekikan teriak Allahu Akbar”. Jika demikian, kenapa tidak Indonesia khususnya umat islam untuk kembali bersatu? Kenapa tidak para santri kembali ke bawah naungan payung kiai? Stop, berdebat hal-hal remeh! Mari kembali bersama-sama mewujudkan kedamaian negeri.

HSN bukan sekedar sejarah tetapi tempat kita berkaca. Pengalaman masa lalu selalu menjadi guru terbaik bagi siapa saja. Setelah merenung dan paham akan perjuangan para kiai dan santri beberapa tahun silam, setidaknya sebagai generasi penerus masa kini, santri dapat mengambil ibroh untuk meneladani para syuhada terdahulu. Tak peduli ras dan suku, saling bersatu padu mempertahankan kemerdekaan. Sebagai warga Negara Indonesia berusaha bersama mencapai kejayaan.

Jika seruan jihad sang kiai berupa panggilan syahid untuk para santri mampu mempertahankan kemerdekaan negeri maka tidaklah tepat hanya dikenang, mari lestarikan! Jadilah santri bermartabat, terhormat, agar negeri ini semakin kuat. Utamakan persatuan, hindari perpecahan sekecil apapun. Jangan timbulkan garis pembatas antara santri dan negeri, santri aman jika negeri aman, negeri maju jika santri bergerak maju.

Fenomena yang dilematis, menjelang HSN 2018, Indonesia tidak lagi berperang dengan penjajah Belanda maupun Day Nippon Negeri Sakura. Namun, semenjak bulan September kemarin Indonesia berduka. Diawali bencana gempa yang memporak-porandakan Kota Lombok, disusul sapuan Tsunami di Palu dan Donggala, dan masih dikagetkan dengan gempa di ujung timur Pulau Jawa.

Ketika bencana atau musibah datang menghampiri bumi pertiwi, kemana hendak pergi? Kembalilah ke jalan para kiai. Tidak cukup hanya dengan mengedepankan intelektual diri. Bencana yang datang atas kehendak Ilahi sebagai peringatan agar hamba-Nya kembali menyucikan diri.

Bersama santri, syuhada kemerdekaan mempertahankan negeri. Saat ini, mari bersama santri menjaga pilar bumi, cintai perdamaian, kokohkan persatuan dan kesatuan, serta jadilah sosok yang patriotik sekaligus religius.

Selamat merayakan HSN 2018, semoga kejayaan tetap menjadi milik kita. Jayalah Bangsa, Jaya Negara, Jayalah Pesantren Kita!

*) Penulis adalah santri aktif Asrama Putri Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bengkak yang sedang melanjutkan studinya di Pascasarjana IAIN Jember.

IMDA I MADIN MU Santri Banat Multitalent Sabet Juara Umum

Previous article

2018, MANASIK HAJI DISELENGGARAKAN DI RTH

Next article

You may also like

Comments

Comments are closed.

More in Artikel