Cuaca Semakin Tidak Bisa Ditebak, Zaman pun Semakin Berubah, Akankah Keikhlasan juga Mengalami Perubahan?
Oleh: Putri Nura Wati, M.Pd.
Tak ada perjuangan yang berakhir sia-sia. Bak sifat air yang mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah begitu pulalah hakikatnya seorang manusia harus mampu mengalirkan ilmu kepada siapapun yang membutuhkannya.
Sejatinya, setiap manusia adalah hamba bagi Tuhannya, seorang anak adalah pelayan bagi orangtuanya, dan setiap murid merupakan abdi bagi gurunya. Oleh karena itu, salah satu bentuk wujud kecintaan, kasih sayang, dan penghormatan ialah sebuah pengabdian. Pengabdian merupakan suatu perbuatan terpuji berupa sumbangsi pemikiran, tenaga, materi yang diberikan secara ikhlas tanpa ada iming-iming apapun.
Memaknai kata ikhlas dalam kehidupan haruslah menjadi kebiasaan baik yang dilakukan oleh setiap manusia. Namun, terlepas dari semua itu ikhlas menjadi satu hal yang sangat mudah diucapkan tetapi sukar untuk diimplementasikan. Oleh karenanya, semua perbuatan yang didasari dengan rasa ikhlas akan menciptakan kemurnian niat yang timbul dari dalam hati. Sebab, segala hal yang timbul dari hati akan sampai ke dalam hati.
Siapapun yang mampu menanamkan rasa ikhlas di dalam setiap pekerjaan maka diyakini akan mendapat pahala yang lebih tinggi. Persepsi semacam itu, akan mengkonstruk pemikiran seseorang untuk tidak berebut posisi melainkan berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan dan melaksanakan tugas dengan baik. Dianalogikan bak seorang pengabdi dalam dunia pendidikan, nilai tertinggi bagi seorang pendidik bukanlah mendapat posisi tertinggi dalam struktural organisasi ataupun besar kecilnya gaji yang didapat melainkan suasana hati yang ikhlas dan bahagia untuk terus dapat mencetak generasi penerus masa depan yang berkarakater dan berkualitas.
Sayang sekali, layaknya cuaca yang semakin tidak bisa ditebak. Sama halnya dengan perkembangan zaman yang semakin berubah secara siginifikan sehingga pada akhirnya membuat persepsi itu akhir-akhir ini kurang diminati banyak orang. Oleh karena itu, marilah bersama-sama merajut rasa ikhlas dalam sebuah pengabdian tanpa batas. Artinya, ikhlas yang sesungguhnya terpancar dari lubuk hati itu tidak tampak dan tidak perlu ditampak-tampakkan, bekerjalah tanpa pamrih. Dengan demikian, semua yang dilakukan akan mengalir dari hati tanpa mengharap imbalan dan pujian serta dapat dirasakan kebermanfaatannya oleh khalayak ramai. (MIFUL/PNW)