El. Pi. Ji.
2 mins read

El. Pi. Ji.

Penulis: Nur Hidayati, M.Pd

Oh, LPG bersubsidi 3 kg. Apa yang salah sebenarnya? Niat pemerintah sudah sangat baik sekali, ingin menyamaratakan harga beli LPG bersubsidi tanpa ada selisih harga disebabkan pengecer yang ambil keuntungan. Setuju kalau tujuan tersebut baik, ‘kan?

Namun demikian, ketidaksiapan elemen dalam proses penyaluran ternyata justru menyebabkan kondisi masyarakat kian resah. Bukannya bahagia mereka justru kesulitan, sulit mengatur waktu untuk antri panjang, sulit karena jarak tempuh ke pangkalan lebih jauh dibandingkan rumah pengecer sebelumnya.

Hal tersebut juga disampaikan oleh Bapak Dasco, wakil ketua DPR RI bahwa kebijakannya bukan melarang pengecer untuk menjual LPG bersubsidi 3 kg. Akan tetapi, semua harus terdata dan jadi agen resmi begitulah kurang lebih yang beliau sampaikan.

Kemudian Bapak Prabowo sebagai presiden langsung bertindak tegas, per hari ini (Selasa, 04/02/25) tabung LPG bersubsidi 3 kg tersebut sudah boleh dijual di tingkat pengecer.

Nyatanya, sampai malam ini di kecamatan Wongsorejo masih banyak pengecer yang belum kebagian stok. Tidak terhitung pelanggan yang berputar dari satu pengecer ke pengecer lain demi menggoreng tahu untuk makan malam.

Lalu, sebenarnya berapa besar, sih selisih harga LPG bersubsidi 3 kg di pengecer hingga bikin geger.

Jika mengacu pada harga resmi, yakni 15 ribu rupiah untuk setiap pembelian LPG bersubsidi 3 kg maka selisihnya tidaklah terlalu besar. Lazimnya para pengecer akan ambil laba seribu rupiah. Jika itu tangan ketiga atau keempat maka harga pasarannya kisaran 18 sampai 19 ribu rupiah. Wajar sebenarnya para pengecer ini ambil laba seribu rupiah untuk sekadar mengganti biaya transport dan tenaga kuli. Setidaknya selisih harganya masih di tingkat wajar bila dibandingkan harga pupuk bersubsidi di tingkat petani desa.

Jadi, bagi pemerintah teruslah semangat agar kebijakan-kebijakan yang diluncurkan benar-benar tepat sasaran. Dapat dirasakan manfaatnya secara nyata oleh masyarakat bahkan di level paling bawah sekalipun.

Untuk kita, warga negara Indonesia yang baik mari tetap optimis bahwa semua hal yang diupayakan oleh pemerintah adalah bentuk kepedulian pemimpin bagi warganya. Sabar dan tetap taat pada pemerintah sebagaimana perintah Allah untuk mentaati Rasul dan Ulil Amri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *