Jangan Menginginkan Hal yang Tidak Mungkin
Oleh: Abuya KH. Moh. Hayatul Ikhsan, M.Pd.I
Menginginkan kesepakatan dari semua orang itu adalah sesuatu yang tidak mungkin didapatkan.
رضا الناس غاية لا تدرك . ورضا الله غاية لا تترك. فاترك مالا يدرك، وادرك مالا يترك.
Sampai kapan pun mencari rida manusia itu tidak akan ada ujungnya karena kamu tidak mampu menyenangkan semua orang. Akan tetapi jika mencari rida Allah maka Allah ga akan pernah meninggalkanmu. Maka dari itu, tinggalkanlah apa-apa yang tidak kamu ketahui ujungnya akan kemana. Dan ketahuilah apa-apa yang sebenarnya tidak akan pernah meninggalkanmu.
Jika ada pihak yang menginginkan perbuatannya disenangi oleh semua orang maka pupuslah harapan tersebut. Sebab hal yang demikian itu tidak akan pernah terjadi.
Rasulullah saja yang bersifat ma’shum (dijaga oleh Allah), tidak luput dari celaan dan pertentangan dari sebagian kaumnya yang tidak beriman. Hal tersebut nyata terjadi pada Rasul, apalagi terhadap manusia biasa.
Imam Syafi’i rahimahullah berkata kepada Yunus bin Abdul A’la, “Andaikata engkau berusaha sekuat tenaga ingin menyenangkan semua orang maka tidak ada jalan bagimu. Ikhlaskan amal dan niatmu karena Allah”.
Imam Syafi’i rahimahullah kemudian melanjutkan penjelasannya bahwa meraih kesenangan semua orang adalah tujuan yang tidak bisa dicapai. Apabila engkau senangkan satu orang maka sepuluh orang tidak senang kepadamu. Apabila engkau senangkan sepuluh orang maka seratus orang tidak senang kepadamu. Apabila engkau senangkan seratus orang maka seribu orang tidak senang kepadamu. Apabila engkau tinggalkan mereka semua dan engkau senangkan Allah maka Dia telah mencukupimu.
Maksudnya, jika ada pihak berkeinginan memuaskan semua orang sudah dipastikan ia tidak akan mampu mewujudkannya. Tidak peduli seberapa keras berusaha berbuat baik kepada orang-orang yang ditemui tetap saja akan muncul pula orang-orang yang kontra dan acuh padanya.
Jadi yang terpenting dalam menjalani hidup adalah berusaha tidak menyakiti dan mengganggu orang secara emosional. Selalu berusaha berbuat ikhlas serta melakukan amalan yang sekiranya dirida oleh Allah dan rasulNya.
Sebagaimana yang sering didawuhkan oleh Abina KH. M. Ihya Ulumiddin, “Dadi wong iku kudu; ngewongno wong, nyenengno wong, nggatekno wong, ora nggelakno wong. ” (Jadi orang itu harus; menghormati orang lain, menyenangkan orang lain, perhatian/empati kepada orang lain dan tidak menyakiti orang lain).
Tidak lantas jadi sombong atau bangga berlebihan saat dipuji oleh pihak lain. Pun tidak perlu sedih dan marah berlebihan saat dicaci maki orang lain. Orang yang pro akan selalu mendukung dan berkomentar baik. Sebaliknya, orang yang kontra akan terus menghina dan berkata buruk. Memang seperti itu isi kehidupan manusia di muka bumi ini sejak jaman dahulu.
Abina Ihya juga pernah dawuh, “Dipuji ora mekrok, dicaci ora mengkeret”.
Jangan lakukan hal yang sia-sia, berharap hanya pada rida Allah ta’ala saja.