Kampus Beda, Sukses Tetap Sama: Mengapa Nama Universitas Bukan Penentu Utama Karier?
4 mins read

Kampus Beda, Sukses Tetap Sama: Mengapa Nama Universitas Bukan Penentu Utama Karier?

17

Oleh: Wildan Aminovic Al Ghivari *)

Sering kali mahasiswa di kampus swasta jadi bahan cibiran, di-judge susah sukses apalagi mau kenaikan karier. “Kalau mau sukses, kuliahnya harus di kampus famous, dong!” Sebagian banyak masyarakat utamanya kalangan awam masih beranggapan bahwa tempat kuliah atau ketenaran kampus itu menjadi hal mutlak untuk meraih kesuksesan.

Terdengar masuk akal dan tidak sepenuhnya salah. Akan tetapi, kita juga harus paham bahwa kesuksesan tidak bisa hanya mengandalkan reputasi kampus tempat belajar. Akan tetapi, jauh daripada itu kemampuan atau skill yang kita miliki juga harus mengimbangi besarnya nama lembaga yang tertulis pada lembar ijazah.

Termasuk langkah yang sangat tepat bagi calon mahasiswa dalam proses memilih universitas atau lembaga mana yang hendak dituju apabila ia menentukan berdasarkan prestasi. Namun, menjadi salah manakala beranggapan bahwa kesuksesannya di masa depan sangat bergantung pada reputasi kampus tersebut. Jangan sekali-kali latah berasumsi bahwa kampus top dengan nama besar sebagai tiket emas untuk mendapatkan pekerjaan bergengsi dan kehidupan yang sukses.

Fakta pertama yang perlu diketahui, tidak semua lulusan dari kampus tersohor itu otomatis sukses. Banyak di antara mereka tetap harus bersusah payah mencari pekerjaan, bahkan bersaing dengan lulusan dari kampus yang dinilai “biasa saja”.  Dunia kerja tidak dapat diukur dari sebuah nama. Perusahaan tidak selalu peduli terhadap logo universitas yang terpampang di lembar ijazah, tetapi mereka lebih tertarik terhadap apa yang bisa kamu lakukan.

So, jika kamu berpikir kuliah di universitas terkenal akan menyelamatkan dari perjuangan hidup maka siap-siap saja kecewa. Sukses itu lebih tentang kerja keras bukan sekadar mengandalkan nama kampus belaka.

Mungkin saja namamu dipertimbangkan manakala dalam curiculum vitae-mu tercantum nama almamater yang masyhur. Namun demikian, hal itu menjadi tiada guna apabila pada saat interview kamu tidak tahu cara menyelesaikan masalah atau tidak dapat berkomunikasi dengan baik. Kemungkinan besarnya kamu akan tetap ditolak jika hal ini terjadi.

Dunia kerja lebih menghargai keterampilan nyata seperti kemampuan berpikir kritis, team work, dan adaptasi, dibandingkan sebatas nama kampus tempatmu belajar dahulu. Jadi, daripada stres memikirkan ranking kampus, lebih baik fokus belajar hal-hal yang benar-benar berguna untuk kariermu nanti.

“Loh, jangan salah karena masuk (belajar) di kampus ternama itu investasi jaringan.” Yups, itu mungkin benar. Akan tetapi, siapa bilang kampus swasta atau kampus-kampus kecil lain tidak punya jaringan? Mahasiswa dari kampus mana pun tetap bisa membangun jaringan asal mau aktif mencari peluang. Bergabung dalam suatu organisasi, rajin ikut seminar, atau ambil kesempatan magang, semua itu bisa membuka pintu untuk mengenal orang-orang penting.

Intinya, jangan mudah meremehkan karena kita tidak pernah tahu seperti apa masa depan. Temanmu yang sekarang terlihat “biasa” kuliah di kampus “biasa” bisa jadi suatu saat nanti ia yang jadi bos besar.

Baiklah, kampus elit memang sering digembar-gemborkan karena fasilitasnya yang super lengkap dan komplit. Akan tetapi, apalah artinya sarana dan prasarana yang megah jikalau kamu sendiri tidak pernah memanfaatkannya? Sebaliknya, sebagai mahasiswa dengan segala keterbatasan kamu mungkin harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan akses ke sumber daya. Namun demikian, justru tantangan tersebut yang kemudian membentuk karaktermu menjadi lebih kuat. Gigih dan kreatif karena harus mencari solusi agar tidak terbelenggu keterbatasan.

Sekarang tanyakanlah pada dirimu sendiri, berharap sukses karena mengandalkan nama kampus atau mau segera kerja keras untuk bekal masa depan?

Nama kampus memang bisa menjadi awal yang baik, tetapi sekali lagi itu bukan segalanya. Sebagai mahasiswa, fokuslah pada bagaimana kamu bisa belajar, berkembang, dan membangun masa depanmu. Kampus hanya sebuah tempat, sedangkan kesuksesan adalah hasil dari kerja kerasmu. Mulai saat ini berhenti khawatir tentang nama universitas di ijazahmu. Sukses itu ada di tanganmu terlepas dari kampus mana kamu berasal.

 *) Wildan Aminovic Al Ghivari merupakan mahasiswa baru di UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember sekaligus alumni MA Miftahul Ulum angkatan 2024. Sedikit quotes dari penulis “Kesuksesan tidak bergantung pada reputasi perguruan tinggi, melainkan pada kerja keras, dedikasi, dan semangat yang tak pernah padam.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *