Penulis: Ust. Rudi Hartono, S.Pd.I
Bengkak, MIFUL News – Setelah bertahun-tahun sukses dengan Metode UMMI, kini pembelajaran al-Qur’an di Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum (YPP MU) dikembangkan lebih lanjut dengan pembukaan program menghafal al-Qur’an. Program bertajuk “Asrama Tahfzhul Qur’an” yang disingkat ASTAMU itu resmi dibuka langsung oleh Pengasuh YPP MU, Abuya KH. Moh. Hayatul Ikhsan, M.Pd.I, melalui acara launching program yang berlangsung meriah pada hari Senin, 30 Syawal 1438/24 Juli 2017 di halaman dalem pengasuh YPPMU Bengkak Wongsorejo Banyuwangi.
Program ASTAMU secara kelembagaan berada dalam koordinasi langsung Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ MU) yang selama ini telah sukses mengembangkan pembelajaran al-Qur’an dengan Metode UMMI. Ust. Rudi Hartono, S.Pd.I, selaku Direktur TPQ MU menegaskan bahwa program ASTAMU ini merupakan program lanjutan dari Pembelajaran al-Qur’an Metode UMMI. “Ini merupakan salah satu tonggak penting bagi kemajuan YPP MU ke depan sekaligus penanda konsistensi kita dalam menumbuhkan kecintaan terhadap al-Qu’ran,” tegasnya.
Sementara secara khusus, program untuk melahirkan para penghafal (huffazh) al-Qur’an itu diadakan dalam rangka memenuhi permintaan para wali santri dan juga keinginan untuk meningkatkan potensi para santri YPP MU, khususnya di bidang pembelajaran al-Qur’an. “Melalui program ini diharapkan para santri lebih giat dalam mempelajari al-Qur’an sehingga bisa bermanfaat buat masyarakat luas. Program ini secara khusus terintegrasi dengan kepentingan menjamin kesinambungan program bagi para lulusan al-Qur’an Metode UMMI,” ungkap Lora Moh. Kholil Arrosyid yang secara resmi ditunjuk sebagai penanggung jawab program ASTAMU sekaligus pemangku asrama. Namun, tambahnya, program tahfizh ini tidak berarti menutup pintu bagi para santri non-lulusan Metode UMMI; semua santri yang berminat menghafal al-Qur’an dapat mengikuti program ini asalkan memenuhi sejumlah persyaratan yang ditetapkan.
Program ASTAMU sendiri telah menetapkan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi para santri YPP MU yang berminat dan berniat menghafal al-Qur’an. Beberapa persyaratan dimaksud di antaranya, (1) minimal hafal separuh dari al-Qur’an juz 30 (dari surat al-A’la sampai an-Nas), (2) menguasai Ilmu Tajwid, (3) mempunyai minat yang tinggi untuk menghafal al-Qur’an (tidak main-main), (4) siap mengikuti aturan yang sudah ditetapkan, dan tentunya (5) para santri yang terpilih harus bersedia diasramakan.
Saat program ini di-launching, sambutan dari masyarakat, para wali santri, dan juga santri begitu antusia. Terlebih momennya sangatlah tepat, yakni dibarengkan dengan acara walimatun nikah putra pertama dari pengasuh YPP MU, yakni Lora Moh. Kholil Arrosyid dengan Neng Ghina Nidaul Husna, seorang hafizhah asal Lombok NTB, alumnus Madrasatul Qur’an Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo. Dalam acara walimah yang dihadiri lebih dari 1000 orang tersebut, acara launching ASTAMU sukses memantik minat tidak hanya dari santri baru saja, tetapi santri lama pun terlihat sangat antusias. Hingga acara launching saja, peserta yang mendaftar dan telah resmi lulus menjadi calon hafizh dan hafizhah sudah mencapai 26 santri, terdiri dari 2 santri banin (laki-laki) dan 24 santri banat (perempuan). “Ini merupakan kewajiban kita bersama untuk menyiapkan para santri yang berjiwa Qur’ani sebagai kader-kader pejuang Islam nantinya,” ujar Lora Kholil merespons antusiasme wali santri dan segenap santri terhadap program ASTAMU.
Mudah-mudahan melalui peluncuran (launching) resmi program ASTAMU di YPP MU ini, derajat kita semua dinaikkan oleh Allah swt, digolongkan termasuk orang-orang yang sesuai dengan hadits Nabi Muhammad saw riwayat Imam Bukhari ra, “Sebaik-baik kalian semua adalah orang yang mau belajar al-Qur’an dan mau mengajarkannya”. Aamiin!(Miful/RHr)
Comments