
LOMBA BACA KITAB KUNING 2017 SE-JATIM Utusan YPP MU Raih Juara Ketiga
Penulis: Ust. Rudi Hartono, S.Pd.I
Surabaya, MIFUL News – Nama Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum (YPP MU) Bengkak Wongsorejo Banyuwangi kembali harum di level regional Jawa Timur. Melalui ajang Lomba Baca Kitab Kuning (LBKK) 2017, Ahmad Alif Saiful Arif yang tampil sebagai utusan YPP MU berhasil menyabet juara tiga dalam kategori baca kitab kuning Fathul Mu’in. Atas keberhasilannya itu, ia berhak mendapat piala juara III dan uang tunai sebesar lima juta rupiah.
Lomba yang diadakan oleh Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) DPRD Jawa Timur (Jatim) tersebut berlangsung di kantor DPW PKS Jatim, Minggu (16/7/2017). Diikuti oleh 11 peserta yang merupakan pemenang dari lomba baca kitab kuning di tingkat kabupaten/kota se-Jawa Timur.
Terdapat tiga juri dalam LBKK kali ini, yaitu H. Amanullah dan H. Suud Amin, M.Pd.I (perwakilan Kanwil Kementrian Agama Jawa Timur) serta Ust. Abdus Salam Masykur, Lc. (perwakilan Ikatan Da’I Indonesia, IKADI Jatim). Adapun penilaiannya meliputi kefasihan membaca, ketepatan menerjemah, dan pemahaman isi. Menurut Yusuf Rohana selaku Ketua Fraksi PKS DPRD Jatim, tujuan mengadakan musyabaqoh baca kitab kuning ialah untuk melestarikan khazanah keilmuan Islam dan menjaga al-akhlaqul karimah. “Agar (membaca kitab kuning) tetap menjadi budaya dalam masyarakat Jatim,” tegasnya.
Sementara itu, Ny. Hj. Nur Mahmudah, S.Ag ., selaku ibunda Ahmad Alif Saiful Arif mangaku sangat bahagia, bersyukur dan bangga, seraya berpesan kepada putranya agar tidak menyalahgunakan nikmat yang diberikan Allah swt dengan tetap menjadi orang yang rendah hati dan tidak sombong. Yang terpenting, sambungnya, jangan sampai melupakan jasa-jasa para guru.
Pada kesempatan berbeda, Pengasuh YPP MU, Abuya KH. Moh. Hayatul Ikhsan juga mengaku sangat bersyukur dan takjub, karena salah satu santrinya bisa mengharumkan nama Miftahul Ulum dan mampu menunjukkan skill-nya dalam penguasaan khazanah turats klasik (kitab kuning). Memang menjadi keharusan bagi seorang santri untuk megikuti even-even keagamaan semacam ini, untuk melihat sejauh mana kemampuannya dalam bidang agama. Namun, bukan berarti hal semacam ini dibuat ajang sombong-sombongan dan sebagainya. “Ini juga harus dijadikan motivasi buat santri yang lain untuk menunjukkan bakat dan kemampuan masing-masing,” tegasnya.
Abuya juga menegaskan bahwa tujuan utama mengikuti lomba ini tentunya ialah mensyiarkan pondok pesantren dan agama Islam. “Kita juga perlu memperlihatkan kemampuan kita sebagai seorang santri agar tidak dinilai kolot (tertinggal) oleh orang lain, salaf bukan berarti kita ketinggalan jaman,” ujarnya. Beliau juga berharap, ke depan para santri YPP MU bisa mengikuti even-even seni dan olahraga, bukan hanya even keagaamaan saja. Lomba-lomba semacam ini tidak hanya partai yang berbasis Islam saja bisa yang mengadakannya, harusnya juga terus menjadi prioritas pemerintah ke depannya, mengingat masyarakat Indonesia adalah mayoritas muslim.
Beliau juga mempermaklumkan, bagi santri YPP Mu yang berprestasi tentunya sudah disediakan beasiswa. “Ini biar menjadi penyemangat terhadap santri-santri untuk terus menunjukkan bakat terbaiknya,” ujarnya mengakhiri wawancara.
Mudah-mudahan YPP MU bisa terus mencetak generasi muslim masa depan yang berilmu amaliyah, beramal ilmiyah dan berakhlaqul karimah. Aamiin. Jaya terus Miftahul Ulum!(Miful/RHr)
Jaya terus miful