MARRAKESH, MAROKO
2 mins read

MARRAKESH, MAROKO

Penulis: Ning Evi Ghozaly

Setiap akan jalan jauh, anak-anak banyak mewanti-wanti, “Bawa perlengkapan dasar yang dibutuhkan nggih, Um.”

Lalu diberikan catatan panjang: payung kecil, tisue basah-kering, hand sanitizer, sambel sasetan, saos, pop mie, rendang, kentang mustafa. Iya, lidah saya masih ndesa yang nggak akan masuk kalau nemu makanan aneh.

Nyaris tiga tahun nggak mlampah tebeh lantaran pandemi, kali pertama keluar ya ini. Jadi pesen anak-anak dan suami pun nambah, “Obat-obatan umum dan yang diresepkan dokter dibawa ya, Um.”

Alhamdulillah sampai hari ini belum butuh membuka kantong obat, kecuali minum imboos yang saya selipin di tas slempang. Hanya saja, karena duduk lama dan jalan juwauuh terus, maka pemenangnya adalaaah minyak kutus-kutus. Yeiii 😀

::

Lokasi foto ini di Menara Gardens. Kata wikipedia, taman umum bersejarah dan kebun buah-buahan di Marrakesh, Maroko ini didirikan pada abad ke-12 oleh penguasa Khilafah Almohad Abd Almu’min. Itu bangunan megahnya masih terlihat ya sebrang danau. Salah satu jejak kejayaan yang keren. Allahumma sholli alaa sayyidina Muhammad.

Dari pintu gerbang, kami jalan kaki melewati kebun Zaitun yang lowuas banget. Sepanjang kanan kiri jalan, ya pohon Zaitun yang sedang buah. Menuju danau buatan dengan masyarakat ikan buwanyak bisa jadi ratusan TPS kalau pas pilkada atau pilpres. Mereka kompak mangap jika ada yang nebarin remah roti. Jian nyenengin poll. Andai bisa kampanye depan mereka haha.

Rakyat burung merpati juga banyak. Ada kali 500 mata pilih yang saat itu sedang caring dede di atas paving sebelah danau. Sedang berjemur aja mereka terlihat manis-manis lho. Nggak takut babar blas meski satu dua anjing nerobos dan menggonggong.

::

Ohya, semalam kami ke pasar malamnya Marrakesh. Ruwame. Berbagai macam minuman, makanan, kaos dan souvenir ditawarkan sepanjang jalan. Ada penampilan orang-orang nyanyi dan nari goyang-goyangin kepala yang pake topi ada kuncirannya kayak toga kita. Ada atraksi monyet tanpa topeng dan ular meliuk-liuk. Banyak peminta-minta juga. Wis kayak pasar malem sebagaimana mestinya gitu.

Puas cekrek-cekrek di Menara Gardens, kami menuju Istana Bahia, masih di Marrakesh yang dikenal dengan Kota Merah. Bangunan megah, penuh ukiran khas. Saya mau upload foto di Istana Bahia, eh ternyata di hape saya belum ada. Kayaknya tadi potret pake kamera teman serombongan deh, yang tibaknya temen dr. Bangun Purwaka Dir RS Islam Surabaya. Masih sungkan minta kirim fotonya, saya kan pemalu uhuk.

Eh iya cuaca sejak kemarin sangat dingin. Meski sinar matahari rata nyorot sampe bikin mercing-mercing, tapi saya tetep kademen. Sekian kabar dari Marrakesh, sekarang pkl 14.00 siang, kami di dalam bis menuju Casablanca. Saya belum bisa tidur, jadi gabut. Skrol laporan harian dari 5 lembaga, trus nulis status ini. Pas titik, mulai deh saya ngantuk. Alhamdulillah. Sehat-sehat semua ya 😀
.

  • Marrakesh, 16 November 2023 –

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *