
Mengenal Diri Sendiri
Penulis: Ustd. Rika Febriyanti, S.Pd.I*
Mengenal diri sendiri mudah diucapkan. Namun, sulit kita melakukannya. Mengapa demikian? Karena sedikit dari manusia bisa mengenal dirinya sendiri, kebanyakan mereka hanya bisa menilai orang lain. Hal inilah yang mengakibatkan kita tidak bisa mengembangkan potensi yang kita miliki.
Sulit untuk meraih kesuksesan dan kebahagian jika terlalu sibuk menilai orang lain tanpa mampu menilai diri sendiri. Ketahuilah wahai saudaraku, bahwasanya mengenali diri sendiri secara lahiriah akan menjadikan seorang pemenang, mudah meraih kesuksesan, dan kebahagiaan.
Dalam islam, kita dianjurkan mengenali diri sendiri. Dengan demikian, kita dapat mengenal Tuhan yang menciptakan alam semesta. Sebagaimana yang ditulis oleh Jalaluddin Rumi, “yang mengenal dirinya, yang mengenal Tuhannya” hal tersebut ditegaskan oleh sabda Rasulullah SAW “Barang siapa yg mengenali dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya, dan barang siapa yang mengenal Tuhannya maka binasalah (fana) dirinya”.
Mengenal diri sendiri tidak cukup hanya dengan mengetahui identitas diri kita, seperti nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, baik dari bentuk wajah, warna kulit, warna rambut, tinggi/rendah, dll. Akan tetapi, yang dimaksud mengenal diri sendiri adalah mengenal jati diri kita dari mana kita berasal, untuk apa kita diciptakan, dan kemanakah tujuan kita. Jika kita bisa menjawab semua pertanyaan itu, kita akan sadar bahwasanya kita bukanlah siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa. Hal ini dikarenakan semua itu adalah pinjaman dari sang Kholiq.
Masihkan kita sombong? Masihkah kita angkuh? Masihkah kita menganggap paling benar, pintar, kaya dsb? Marilah kita renungi asal muasal diri kita. Lantas, bagaimana cara kita mengenali diri kita?
Menurut Dr. Fawaizul Umam, M.Ag selaku dosen Filsafat menjelaskan cara mengenal diri. Beliau mengatakan bahwa dengan menghadapkan diri kita dengan suatu masalah, kita akan mengenal diri sendiri. Dengan demikian, kita akan mengetahui kualitas diri kita. Sambil mengernyitkan dahi, saya berfikir keras dan menghayati apa yang terkandung dalam ulasan tersebut. Bertanyalah pada diri sendiri, kira-kira masalah apa yang menjadikan kita bisa mengenal diri sendiri. Semua itu termotivasi oleh buku yang pernah saya baca, buku karangan Jalaluddin Rumi yang berjudul “Yang Mengenal Dirinya Yang Mengenal Tuhannya”.
Sahabatku yang beriman, hal ini menjadi awal kita menuju kemenangan. Marilah perbaiki diri dari kekurangan-kekurangan yang dimiliki. Manusia bukan makhluk yang sempurna. Allah menciptakan manusia dengan kelebihan yang berbeda-beda begitu pula dengan kekurangannya.
*) Penulis adalah guru madrasah Diniah Miftahul Ulum.