Menjadi Kepala Madrasah Sekaligus Pionir
Penulis: Ustd. Suhaimah, S.Pd.I*
Kami mengabdi di Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum (YPP MU) sejak tahun 2001, yaitu di RA Khadijah 46. Kala itu, kami hanya berpendidikan SMA dan tak terlalu banyak bekal pengalaman kami. Kami terus berusaha menjadi baik, kami belajar secara otodidak seperti pepatah mengatakan menyelam sambil minum air. Kami senang ketika berhadapan dengan siswa-siswi yang lucu dan polos tanpa dosa.
Waktu terus berlalu, tahun 2010 kami diberi amanat oleh Pengasuh YPP MU untuk menjadi nahkoda di lembaga RA al-Batul. Lembaga al-Batul menyatu dengan alam yang sejuk dan indah, terletak tepat di pinggir area persawahan. Oleh sebab itu, sekolah kami seringkali disebut sekolah gedangan oleh masyarakat sekitar. Akan tetapi, kami bersyukur berada di sana karena bisa menghirup udara segar tanpa polusi dan bisingnya kendaraan yang terdengar hanya kicauan burung.
Ijin operasional lembaga yang kami tempati awalnya adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) al-Batul. Tepat tahun 2011, kami mohon Ijin ke Pengasuh YPP MU untuk mengajukan perubahan Ijin oprasional menjadi Raudlatul Atfal (RA). Alhamdulillah pengasuh merestui karena memang saat itu lembaga PAUD jarang sekali peminatnya. Meskipun saat itu fasilitas dan financial kami apa adanya, kami tergugah dan bertekad untuk memperjuangkan al-Batul lebih baik.
Resmi beralih status menjadi RA, kami mulai menyusun program agar proses belajar dan mengajar sesuai prosedur serta administrasi juga mulai tertata dengan baik. Setiap tahun kami memiliki target, baik program, adminitrasi maupun fasilitas. Tak terasa dua kelas dan kantor sekarang sudah penuh dengan administrasi dan media pembelajaran.
Kami haturkan ucapan syukur atas kebesaran Allah Swt. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada YPP MU atas segala bantuan dan dukungannya, baik berupa bimbingan dan finansial. Kami juga berterima kasih atas kekompakan rekan kerja yang sudah bekerja keras mengabdi tanpa mengenal lelah. Semoga Allah membalas apa yang telah dilakukan pejuang-pejuang Ra al-Batul tercinta ini.
Dulu RA al-Batul sempat dipandang sebelah mata tapi tidak saat ini. Saat ini semua program kami laksanakan sesuai prosedur, fasilitas juga kami lengkapi meski sedikit demi sedikit dan kini sudah semakin meningkat. Kami juga melakukan pendekatan, sosialisasi, anjang sana bahkan terakhir kami membentuk brand ambassador untuk sosialisasi ke lembaga posyandu terdekat. Hanya lantunan doa yang tak putus-putus disetiap waktu kami selipkan untuk RA al-Batul lebih baik, lebih maju dan tidak lagi dipandang sebelah mata.
Siswa-siswi RA Al-Batul tidak pernah patah semangat bagaimanapun kondisinya, mereka juga bisa bersaing dengan lembaga lain. Setiap tahun, siswa-siswi kami membawa nama baik lembaga dan YPP MU, mereka sering meraih penghargaan baik di tingkat desa maupun di tingkat Kecamatan bahkan setiap tahun selalu menjadi utusan Ikatan Guru Raudlatul Atfal (IGRA) Kecamatan ke tingkat Kabupaten. Para gurunya pun tidak ketinggalan, mereka juga sering menjadi wakil IGRA kecamatan ke tingkat kabupaten.
Syukur kembali kami ucapkan karena tepat tahun 2018 kemarin lembaga RA Al-Batul mendapat nilai A ketika akreditasi. Tim asesor tidak menyangka sekolah yang bisa dibilang kecil tapi program dan administrasinya tertata rapi dan sesuai prosedur. Semoga ini semua menjadi cambuk semangat untuk kami agar lebih semangat lagi menjaga dan memperjuangkan RA Al-Batul tetap baik bahkan lebih baik.
Kami selalu mewanti-wanti kepada teman-teman untuk menjadi guru yang professional. Kami juga sering berpesan jangan hanya datang mengajar dan pulang tanpa tujuan. Selain mempunyai niat mengajar, kita juga harus mempunyai tujuan, menyusun program, memiliki target, dan bisa mengevaluasi hasilnya. Meski masih terdapat kekurangan, kami selalu mengusahakan yang terbaik. Harapan terbesar kami yang selalu kami sisipkan dalam lantunan doa kami, kami masih mengharap fasilitas yang lengkap. Semoga Allah SWT mendengar rintihan doa kami. Amin.
*) Penulis adalah guru Raudlatul Athfal Al Batul