Peringatan Haul ke-16 KH. Ach. Djazari Marzuqi: Momentum Mengenang Sang Guru
3 mins read

Peringatan Haul ke-16 KH. Ach. Djazari Marzuqi: Momentum Mengenang Sang Guru

Penulis: Ustazah Diana Amelia


Bengkak, Miful News – Haul merupakan sebuah tradisi yang amat familiar dalam budaya masyarakat Islam di Indonesia. Tradisi haul sendiri secara praktik adalah acara memperingati tahun kematian seseorang, baik itu tokoh agama maupun masyarakat Islam biasa.
Memperingati haul atau wafatnya seorang ulama memiliki tujuan untuk mengenang dan menghormati jasa-jasa yang telah diberikan ulama tersebut dalam menyebarkan ilmu dan ajaran Islam. Selain itu, peringatan haul juga dapat menjadi ajang untuk mengambil hikmah dan pelajaran dari kehidupan dan karya-karya ulama yang telah meninggal. Dalam acara haul biasanya terdapat beberapa kegiatan seperti doa bersama, ziarah, zikir, tahlil, manaqib, dan tabur bunga.
Seperti halnya peringatan haul ke-16 KH. Ach. Djazari Marzuqi yang hari ini (07/10/2024) digelar di Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum (YPP MU). Peringatan haul tersebut dihadiri oleh kurang lebih 1000 orang terdiri dari majelis keluarga, semua dewan guru, pengurus yayasan, Ikatan Silaturrahim Santri Alumni Miftahul Ulum (IKSSAMU), Ikatan Mahasiswa Miftahul Ulum (IMAMU), pengurus takmir masjid Nurul Ulum serta seluruh santri aktif YPP MU.
Peringatan haul ke-16 KH. Ach. Djazari Marzuqi pagi tadi diawali dengan pembacaan sholawat nabi yang diiringi langsung oleh Jam’iyatul Hadrah Nurul Fatih, lalu dilanjutkan dengan pembacaan surah Yasin oleh Ustadz Asmoni S.Pd.I dan tahlil sarwah yang dipimpin oleh H. Abd. Razaq.
Tak hanya itu saja, dalam peringatan haul tersebut juga ada momentum pembacaan biografi singkat KH. Ach. Djazari Marzuqi yang disampaikan oleh H. Thohari, S.Pd. Saat membacakan biografi, H. Thohari menyampaikan beberapa pengalaman ketika beliau masih menjadi santri sekaligus murid KH. Ach. Djazari Marzuqi.
H. Thohari mengatakan bahwa KH. Ach. Djazari Marzuqi sangat menginspirasi beliau saat menempuh pendidikan di YPP MU. “Tak oning deri ponapa, saamponna ngaji e kaento, pas eparingi lancar sadejena. Engghi ngajina, ghi laenna. Pas lancar sadeje sanikah,” tuturnya dengan bahasa Madura yang khas. (Entahlah, setelah mengaji di sini (YPP MU) semua urusan jadi lancar. Ya ngajina, ya lainnya, semua berjalan lancar). “Mungkin sesuai dengan namanya Pondok Pesantren Miftahul Ulum yang artinya kuncinya ilmu,” sambung beliau.
Setelah penyampaian biografi, acara haul ke-16 KH. Ach. Djazari Marzuqi dilanjut dengan sambutan majelis yang disampaikan langsung oleh pengasuh YPP MU, Abuya KH. Moh. Hayatul Ikhsan, M.Pd.I. Dalam sambutannya, Abuya berpesan, “Mari tetap berada di jalan perjuangan KH. Ach. Djazari Marzuqi. Insya Allah jika demikian kita tetap dalam satu keluarga. Akan tetapi, kalau sudah menyimpang dari ajaran dan perjuangan beliau, meskipun anaknya, keturunannya, cucunya secara biologis ini harus keluar dari keluarga Miftahul Ulum. Beberapa kali beliau berpesan bahkan keluarga yang tidak memberi manfaat (khidmah) untuk YPP MU maka tidak boleh menetap di sini (Miftahul Ulum).” Nasihat ini beliau teruskan sesuai amanah dari alm. KH. Ach. Djazari Marzuqi.
“Jadi ini yang harus kita pegang, mari kita berasma-sama berjuang meneruskan perjuangan beliau, guru kita, insya Allah kita akan tetap dalam satu keluarga dan dikumpulkan nanti di surgaNya bersama semua masyayikh,” pungkas beliau.
Setelah sambutan dari Abuya Hayat, acara haul ke -16 KH. Ach. Djazari Marzuqi ditutup dengan doa dan tabur bunga di maqbarah oleh majelis keluarga pengasuh YPP MU. (Miful/Da)