SANTRI UNGGUL, INDONESIA MAKMUR
Penulis: Ustd. Nur Isnaini Robi’ah, S.Pd.
Bengkak, Miful News –Upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN) adalah hal yang sakral dan tentu menjadi hal yang lazim untuk dilaksanakan bagi seluruh santri nusantara. Begitu pula dengan santri-santri Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum (YPPMU). Selasa, 22 Oktober 2019, keluarga besar YPPMU telah berhasil melaksanakan upacara tersebut dengan khidmatnya.
Peserta upacara ini tidak hanya dari kalangan santri. Akan tetapi, segenap asatidz-asatidzah juga turut mengikutinya. Dengan memakai busana ala santri berwarna putih-putih para peserta tampak cemerlang dan serasi dengan momen hari santri di pagi itu.
Sebelum upacara HSN dimulai, tepat pukul 06.30 WIB, dilaksanakanlah gladi bersih. Dengan diawali pembacaan susunan acara oleh Master of Ceremony, adinda Anggita Aulia Putri, upacara dilaksanakan dengan khidmat. Upacara ini dipimpin oleh ananda Fahrur Rozi, dengan empat orang pemimpin pasukan. Paskibra pengibaran bendera dipimpin oleh ananda Syaifullah beserta delapan orang anggotanya. Pembacaan UUD 1945 oleh adinda Siti Nur Annisa’ dan janji siswa oleh adinda Linda Fitriyani. Dipungkasi bacaan do’a oleh adinda Nurul Lailatul Hikmah.
Kepala Bidang Kepesantrenan Miftahul Ulum, Ust. Hariyanto, S.Pd.I mengatakan bahwa santri itu praktis dan ekonomis. Hal tersebut sesuai dengan sikap hidup seorang santri yang membiasakan hidup qona’ah, hemat dan mandiri. Dikatakannya di hadapan para santri dalam tausiyahnya selaku Inspektur Upacara. Beliau juga memaparkan penafsiran istilah kata “santri” menurut Guru Tugas pertama YPPMU di tahun 1992, Ahmad Rifa’I Al Bangkalani. “SANTRI, huruf “S” bermakna Sopan santun dalam bertingkah, huruf “A” adalah Adil dan bijaksana dalam bertindak, huruf “N” bermakna Nampak berseri-seri jika menghadap, huruf “T” adalah Tabah dan sabar menghadapi cobaan, “R” adalah Rajin dan teguh dalam beribadah, dan “I” diberi arti Ikhlas dan rela hati dalam beramal,” paparnya.
“Semoga kita diberikan kekebalan iman dan islam, giat dalam menimba ilmu dan beribadah sebagaimana Allah meridhoi para ulama’ terdahulu dalam mempertahankan kemerdekaan republik Indonesia, 74 tahun yang lalu”. Do’a beliau dengan diiringi kata Aamiin para peserta.
Menariknya HSN tahun ini, tidak hanya santri banin tetapi juga santri banat ikut menyajikan penampilan-penampilan yang memukau. Santri banat mendelegasikan grup hadrah Al Mabrur untuk menampilkan lagu-lagu sholawat dengan ruddadnya. Sedangkan santri banin mendelegasikan Pencak Silat Fajar Djazari (PSFD), salah satu ekstra pesantren yang digeluti sebagian santri banin. PSFD menampilkan atraksi-atraksi berbahaya yang tidak boleh ditiru kecuali oleh yang profesional. Melihat atraksi-aktraksi berbahaya dan menegangkan, membuat para penonton menggigit bibir dan berdebar-debar.
Peringatan HSN selalu dikemas dengan sesuatu yag baru. Demikian pula pada tahun ini, pihak pesantren juga telah mempersiapkan suatu hal yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tidak berhenti di upacara saja, YPPMU juga gelar dzikir jama’i dan gebyar sholawat bersama di malam harinya. Sebelum menggelar dzikir jama’i, YPPMU juga menggelar dzikir Rabu Wekasan karena malam itu bertepatan dengan rabu terakhir bulan Safar. Dengan harapan, kita semua terhindar dari malapetaka dan bala. “Santri Unggul, Indonesia Makmur”, begitulah tema HSN tahun 2019. “Mudah-mudahan santri-santri Miftahul Ulum bisa mengisi kesantriannya dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (selain ilmu agama yang memang seharusnya mereka dalami). Terus meningkatkan kreasi dan prestasi atas nama almamater pesantren untuk memakmurkan Indonesia. “Jaya Miftahul Ulumku, Bangga Menjadi Santri”.(Miful/NIR)