Tahun Ajaran Baru, Rutinitas Pembinaan Guru Qur’an
Penulis: Nur Isnaini Robi’ah, S.Pd.
Bengkak, MIFUL News – Ahad 21 Juli 2019, Taman Pendidikan Qur’an Miftahul Ulum (TPQ MU) kedatangan Ustadz Luthfi Bahrul Ulum, S.Pd. selaku Pembina TPQ MU. Dalam rangka supervisi awal tahun pembelajaran Al Qur’an, salah satu trainer Al Qur’an Metode Ummi Pusat ini tiba di Pondok Pesantren Miftahul Ulum (PPMU) sabtu malam kemarin. Kegiatan Supervisi ini biasanya dilaksanakan rutin setiap 2 bulan sekali, sekaligus untuk me-monitoring guru Al Qur’an.
Pagi hari, tepat pada pukul 07.00 WIB, beliau ditemani Direktur TPQ MU Ustadz Rudi Hartono, S.Pd.I, mengitari setiap lembaga di Miftahul Ulum, dimana semua warga lembaga sedang melaksanakan proses pembelajaran Al Qur’an, hingga pukul 08.30 WIB beliau mengakhirinya.
Berlanjut pada pukul 10.00 WIB, sesuai dengan rencana beliau melaksanakan pembinaan dan monitoring terhadap sebagian guru TPQ MU, guna perbaikan standar pembelajaran Al Qur’an di tahun ajaran 2019-2020. Proses monitoring ini diikuti oleh setiap koordinator Al Qur’an, pimpinan lembaga dan guru materi tajwid dan ghorib Al Qur’an yang bertempat di Aula Tahfidz Asrama Putri.
Dalam pembinaannya, pembina yang hampir 5 tahun ini menemani TPQ MU dan para peserta tampaknya sangat akrab dan sangat antusias terhadap hasil evaluasi pembelajaran Al Qur’an kali ini. Selain evaluasi, pembina juga me-refresh kembali langkah-langkah atau tahapan-tahapan dalam mengajar Al Qur’an dengan menggunakan Metode Ummi. Di antaranya dalam teknis pembukaan, apersepsi, penanaman konsep, pemahaman konsep, keterampilan, evaluasi, dan penutup.
“Selain melakukan supervisi, koordinator diharuskan melakukan pendampingan (coach) terhadap guru Al Qur’an,” ungkap Ustadz Lutfi dalam salah satu sub penyampaiannya. Dalam hal ini para koordinator sangat setuju dengan rekomendasi yang beliau sampaikan.
Dalam kesempatan tersebut, para peserta juga diajarkan bagaimana cara-cara menjadi guru tahfidz, mulai dari tahapan-tahapannya, mencontohkan bacaan kepada siswa, dan juga cara penilaiannya. “Hanya dalam waktu kurang lebih 8 menit, kita sudah bisa menghafal empat ayat dalam Surat Al Qolam. Ini menjadi bukti bahwa menghafal Al Qur’an tidaklah sulit,” tegas beliau.
“Saya yakin dengan seringnya mengadakan pembinaan terhadap guru Al Qur’an, maka pembelajaran Al Qur’an akan bertambah efektif dan semakin membaik,” ungkap Ustadzah Nora Fitria Novitaningtyas, S.Pd, Koordinator Al Qur’an Madrasah Ibtida’iyah. “Orang yang membaca Al Qur’an sedangkan dia mahir melakukannya, kelak mendapat tempat di dalam Syurga bersama-sama dengan rasul-rasul yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an, tetapi dia tidak mahir, membacanya tertegun-tegun, dan nampak agak berat lidahnya (belum lancar), dia akan mendapat dua pahala.” (Riwayat Bukhari & Muslim).(Miful/NIR)