Penulis: Ustd. Hafifatul Camelia, S.Pd
Surabaya, MIFUL News – Bulan lalu, tepatnya pada pekan terakhir bulan Agustus, salah satu guru di lembaga Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum (MTs), mengikuti Diklat Substantif Guru Bahasa Inggris selama enam hari di Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya. Guru tersebut merupakan satu dari dua guru bidang studi Bahasa Inggris tingkat MTs yang terpilih mewakili KEMENAG (Kantor Kementerian Agama) Banyuwangi untuk mengikuti diklat di BDK Surabaya.
Kegiatan ini diikuti oleh dua guru Bahasa Inggris tingkat MTs, satu guru Ekonomi dan satu guru Bimbingan Konseling dari MA yang merupakan utusan dari tiap-tiap Kabupaten di Jawa Timur. Kegiatan tersebut berjalan tertib, lancar dan sukses. Terlebih di kelas guru Bahasa Inggris angkatan II, terbukti sejak opening pada tanggal 26 Agustus sampai closing pada tanggal 31 Agustus 2019 semua peserta tidak ada yang jatuh sakit dan semua mengikuti acara dengan baik. Padahal kegiatan diklat setiap harinya berlangsung dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Bahkan pada malam harinya mengerjakan tugas yang diberikan oleh para Widyaiswara (Pembina).
Dr. H. Mucammad Toha S.Ag., M.Si selaku Kepala Balai Diklat Keagamaan Surabaya membuka kegiatan Diklat tersebut dengan harapan agar guru MTs dan MA yang berada di bawah naungan KEMENAG mampu meng-upgrade kompetensi, kualitas, dan kinerja sehingga program pemerintah untuk mengembangkan sumber daya manusia tercapai.
Menariknya, dalam diklat kali ini ada satu hal yang sedikit berbeda dalam kelas Bahasa Inggris, yakni pertama kali adanya dua orang Widyaiswara yang berasal dari Amerika. Mereka adalah Caroline Hayney yang mengisi materi terkait teks Narrative dan Ghina Chung yang mengisi materi terkait teks Report. Ini adalah realisasi dari kerja sama BDK Surabaya dengan Peace Corps Indonesia seperti yang disampaikam oleh Pak Lutfi, salah satu panitia yang bertanggung jawab di kelas Bahasa Inggris.
Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang serta Diklat KEMENAG, Dr. H. Mahsusi, MM. Beliau sempat hadir memberikan materi dan meyampaikan empat hal yang harus dikuasai oleh guru di bawah naungan KEMENAG, yakni Profesional, orientasi mutu, disiplin, dan menguasai IT (ilmu tekhnologi). “Kini pesantren dan madrasah yang berbiaya mahal tapi bermutu telah mampu bersaing dengan sekolah-sekolah negeri yang dulu banyak dicari masyarakat. Di samping itu, agar kita sebagai guru madrasah bekerja keras dan berlomba-lomba mengejar kemajuan dan meninggalkan ketertinggalan, bukan mengejar ketertinggalan,” pungkasnya. Diklat yang akhirnya ditutup oleh Kepala BDK Surabaya tersebut diharapkan memberikan kontribusi terhadap guru dan madrasah dalam perbaikan kinerja profesi serta peningkatan mutu. Semoga diklat serupa ataupun diklat lanjutan masih akan ada lagi kedepannya agar para guru madrasah hebat bermartabat. Madrasah lebih baik, lebih baik madrasah.(Miful/HCm)
Comments