Oleh: Ustd. Nur Arofah, S.Sos*)
Semua orangtua tengah menaruh harapan besar pada lembaga pendidikan. Mereka berharap anak-anaknya dapat mengenyam pendidikan sehingga terlatih menjadi pribadi yang cerdas, terampil, berakhlak mulia. Lembaga pendidikan menjadi tumpuan harapan untuk mewujudkan cita-cita mereka. Namun begitu, kadangkala kehadiran guru BK (Bimbingan Konseling) yang seharusnya membantu mereka untuk menggapai tujuan justru jadi penghambat. Mengapa demikian?
Hal tersebut dikarenakan salah persepsi dari pihak peserta didik atau wali murid. Mereka mengganggap kehadiran guru BK tak ubahnya seperti malaikat penulis amal buruk. Seakan-akan yang menjadi tugas guru BK hanyalah sekedar mencatat, menghukum, dan memberikan poin pelanggaran pada siswa. Ini menjadi salah satu sebab peserta didik lebih sering menceritakan permasalahan yang dihadapi pada teman sebaya atau lebih memilih untuk diam dan mengasingkan diri dari pada konsultasi pada guru BK. Padahal, yang demikian merupakan salah satu bentuk layanan guru BK.
Selain perihal menghukum, ada berbagai program layanan guru BK yang lebih penting dalam lembaga pendidikan. Program-program tersebut dapat berupa bantuan dan arahan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik sesuai potensi mereka masing-masing. Dengan demikian, kehadiran guru BK dapat membantu mewujudkan tujuan lembaga pendidikan dan harapan wali murid.
Kesenjangan yang terjadi di antara guru BK, peserta didik, dan wali murid harus diluruskan. Perlu adanya pengenalan dan pendekatan mengenai bimbingan konseling secara teratur di lembaga pendidikan. Tidak memberikan sekat atau batasan komunikasi antara peserta didik dan guru BK dengan meningkatkan interaksi pada peserta didik sehingga pandangan negatif terhadap guru BK tidak lagi terjadi. Guru BK juga dapat memberikan layanan konseling dengan cara wawancara atau face to face melalui hubungan timbal balik antara keduanya (peserta didik dan guru BK). Langkah tersebut dapat membimbing peserta didik untuk melihat dan menemukan masalahnya sendiri sehingga mampu memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi.
Paparan di atas menunjukkan arti penting proses bimbingan konseling oleh guru BK. Jika guru BK dapat memahamkan peserta didik akan hakikat bimbingan konseling seperti yang sudah dipaparkan maka fungsi guru BK barulah dapat berjalan optimal. Oleh karena itu, penunjukan guru BK di lembaga pendidikan harus memperhatikan beberapa aspek, diantaranya ialah pengalaman pendidikan di bidang konseling. Namun ternyata, sumber daya yang mumpuni di bidang BK sangatlah terbatas sekali. Oleh sebab itu, lembaga pendidikan harus mendukung tenaga kependidikan, utamanya guru BK untuk terus meningkatkan kompetensi baik pribadi maupun sosial supaya pandangan negatif pada guru BK tidak terulang kembali.
*) Penulis adalah guru BK di MA Miftahul Ulum Bengkak Wongsorejo Banyuwangi. Ia juga alumni UIN Sunan Ampel Surabaya Prodi Bimbingan dan Konseling Islam.
Comments