ALQURAN VS GADGET
Oleh: Ustd. Nora Fitria Novitaningtyas, S.Pd.
Semua orang pasti sudah tau apa itu Alquran. Siapa yang tidak mengenal Alquran? Bahkan non muslimpun tau bahwa Alquran merupakan pedoman bagi umat muslim. Oleh karena itu, sebagai umat muslim wajib bagi kita semua untuk belajar dan mengajar Alquran. Rasulullah SAW telah bersabda “sebaik baik kamu ialah orang yang belajar dan mengajarkan Alquran”. Jadi, belajar Alquran merupakan kewajiban yang paling utama bagi umat muslim dan begitu juga mengajarkannya.
Belajar Alquran hendaknya dilakukan sejak dini karena ketika berumur tujuh tahun kita sudah diperintah untuk melaksanakan rukun islam yang kedua, yakni sholat. Seperti yang kita tahu bahwa semua bacaan rukun qouli dalam sholat adalah bacaan Alquran dan ayat ayat Alquran. Maka dari itu, sebagai orangtua kita harus tegas dalam mengarahkan anak untuk belajar Alquran sejak dini karena peran orangtua terhadap semangat anak sangat berpengaruh. Orangtua pula yang memiliki kontrol penuh terhadap kegiatan anak.
Di era globalisasi seperti sekarang ini sepertinya semangat belajar anak sangatlah menurun. Berbeda dulu dan saat ini, dulu anak-anak usia sekolah gemar sekali belajar Alquran agar mereka cepat bisa mengaji bahkan tak jarang mereka saling berlomba untuk khatam. Faktanya, saat ini Alquran tergantikan oleh gadget entah itu untuk bermain game, tik tok, buka whatsApp, instagram, facebook, dan lain sebagainya. Jarang sekali saat ini kita melihat pemandangan anak yang menyempatkan waktunya sebentar saja untuk membaca Alquran setelah Sholat Maghrib kecuali mereka yang masih senang belajar Alquran di surau. Mereka lebih mementingkan game, chatingan, stalking, dan lainnya.
Menurut sebagian orangtua, mereka merasa lebih bangga ketika anaknya mengikuti Olimpiade Sains daripada Lomba Membaca Alquran. Orang tua lebih semangat mengantar anak-anak mereka ke tempat les untuk menguasai bahasa asing daripada mengantarkan anaknya untuk belajar Alquran. Bisa kita melihat buktinya, dimana lebih sering kita melihat anak-anak berangkat sendiri ke masjid ataupun mushollah untuk belajar Alquran.
Bulan Ramadhan yang seharusnya menjadi bulan yang penuh berkah, dimana banyak waktu untuk meluangkan membaca Alquran tapi saat ini anak-anak lebih suka berkumpul dengan temannya untuk bukber, ngabuburit ataupun ngobrol. Padahal di bulan Ramadhan setiap kita melakukan satu saja kebaikan pahalanya akan dilipat gandakan. Seharusnya mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan berkah dan mengumpulkan pahala, salah satunya dengan gemar membaca Alquran.
Artinya, faktor yang sangat mempengaruhi semangat siswa dalam belajar Alquran saat ini adalah canggihnya teknologi yg kian merajalela. Teknologi yang mulai menggeser nilai-nilai agama karena tidak digunakan dengan bijak. Ada juga faktor lainnya, yaitu kurangnya perhatian dari orangtua, kurangnya tanggung jawab orangtua untuk mengajak mereka belajar Alquran.
Satu lagi pengaruh yang cukup kuat mempengaruhi semangat dan minat seseorang ialah teman dan lingkungan. Akan tetapi, masalah tersebut dapat di atasi dengan cara mengajak anak-anak untuk belajar Alquran dan memberi mereka semangat serta motivasi. Peran orang tua sangat penting dalam bersikap tegas mendidik anaknya. Marilah kita sebagai remaja muslim untuk membiasakan membaca Alquran dan mengajar kan pada yang lain. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang mencintai Alquran. Amin
*) Penulis adalah pengajar Alquran di TPQ Miftahul Ulum YPP MU