Artikel

BERHIJRAHLAH DEMI ILMU!

0

Penulis: Ahmad Hafidh al-Umam*)

Bagi kita, umat Islam khususnya, mencari ilmu itu suatu hal yang wajib. Pada hakikatnya, dengan ilmu kita bisa mengetahui baik dan buruknya suatu amal dan dengan ilmu juga kita dapat menjadi hamba yang bermoral. Adapun jalan yang harus ditempuh oleh pencari ilmu itu ada dua macam, yaitu jalan yang hissiyah dan jalan yang ma’nawiyyah.

Jalan hissiyah adalah jalan yang harus ditempuh oleh seorang thalib menuju majlis ilmu, baik itu ke pesantren atau ke tempat-tempat lain di mana ilmu diajarkan. Sementara itu, yang dimaksud dengan jalan ma’nawiyyah ialah jalan yang harus dilalui seorang thalib dalam menelaah sebuah ilmu secara langsung dengan mempelajari kaidah-kaidah ilmu itu sendiri.

Dalam tradisi mencari ilmu, berlaku berbagai macam sudut pandang di tengah masyarakat luas. Ada yang beranggapan bahwa mencari ilmu itu harus jauh tempatnya, bahkan kalau bisa sampai ke negeri China. Mereka beranggapan, semakin jauh tempat mencari ilmu itu semakin baik; mungkin agar sang thalib tidak sering pulang ke rumah. Namun, ada juga yang beropini bahwa mencari ilmu itu tidak perlu jauh-jauh, cukup di daerahnya sendiri; toh ilmu yang dicari juga ada dan belum tentu mampu mereguk habis ilmu yang ada di daerahnya tersebut.

Memaknai semua pandangan di atas, saya teringat perkataan abah saya, Abuya Fawaizul Umam bahwa tidak penting jauh tidaknya tempat kita untuk mencari ilmu, yang terpenting itu sang pencari ilmu itu sendiri. Proses dalam mencari ilmu sangatlah tergantung pada diri sang pencari itu sendiri. Walaupun tempatnya mencari ilmu begitu jauh, tetapi jika dia tidak sungguh-sungguh dalam mencari ilmu (malas-malasan) tentu saja percuma, begitupun sebaliknya.

Berkaitan dengan keutamaan mencari ilmu, hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy’ari menukil sebuah hadits Nabi yang menegaskan “Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan memberi jalan menuju surga”. Dari hadits tersebut kita menjadi tahu betapa Allah SWT sangat memuliakan para pencari ilmu. Segala lelah dan kesedihan dalam mencari ilmu niscaya akan terbayar lunas dengan kemuliaan yang dijanjikan Allah SWT. Oleh karena itu, teruslah berjuang tanpa henti dalam mencari ilmu, bahkan jika harus hijrah ke negeri yang jauh dalam mencarinya.

Bulatkan tekad, tata kembali niat dalam diri, dan meminta ridho kedua orangtua karena mencari ilmu tidak mengenal jarak dan waktu serta senantiasa menuntut pengorbanan. Jangan takut berpisah dengan orangtua, jangan khawatir kehilangan teman. Percayalah, Allah akan menggantinya di tempat yang baru. Imam Syafi’i berkata dalam syairnya,

سافر تجد عوضا عمن تفارقه # وانصب فإن لذيذ العيش في النصب

“Merantaulah, kau akan dapat pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan)” # “Berletih-letihlah, karena manisnya hidup terasa setelah letih berjuang”.

Mencari ilmu dari lahir hingga mati adalah sebuah keharusan maka teruslah mencari ilmu sampai kita tak bernafas lagi. Percayalah, Allah akan benar-benar mengangkat derajat kita. Semoga kita semua menjadi hamba yang akan bahagia di dunia dan akhirat kelak. Amin ya Rabbana…

*) Penulis adalah alumnus MI Miftahul Ulum; mahasiswa Fakultas Syari’ah wal Qonun Departemen Syari’ah Islamiyah Al-Azhar University Cairo Mesir. 

Haul XII KH Achmad Djazari Marzuqi, FIGUR SABAR DAN MENGAYOMI

Previous article

NASIHAT YANG MENGANTARKANKU KE CAIRO

Next article

You may also like

Comments

Comments are closed.

More in Artikel