CITA-CITA BUTUH USAHA BUKAN KAYA
Penulis: Ustd. Sutiam, S.Pd.I*
Pernahkah kalian jumpai di lingkungan sekitar kalian ada seseorang yang mempunyai cita cita tinggi. Namun, terkendala sebab keterbatasan biaya? Mereka tak mampu memenuhi kebutuhan hidup yang kian meningkat, tak dapat melunasi tagihan biaya pendidikan, dan lain-lain. Ironisnya, berbanding terbalik dengan mereka justru tak sedikit orang kaya yang putus sekolah sebab tak ada cita-cita. Mereka sejatinya belum paham akan arti ilmu pengetahuan baik ilmu agama, sains, sosial, dan teknologi.
Sesungguhnya, kesuksesan seseorang tak memandang kaya ataupun miskin asalkan ada usaha dan kemauan pasti bisa kita capai. So, jangan risau perihal biaya. Sebagai seorang hamba asal istiqomah berusaha dan berdoa maka Allah akan karuniakan rezeqi dari jalan manapun. Jika lebih teliti, sangat banyak orang yang hidupnya terbatas tetapi kemauan, usaha, dan tekad mereka yang kuat membuahkan kesuksesan.
Membincang tentang hal tersebut, penulis sangatlah paham tentang semangat dan perjuangan. Dahulu hal demikian penulis alami sendiri. Berangkat dengan segala keterbatasan yang ada, tekad yang bulat, dan berbekal doa ridho kedua orangtua dan guru. Bismillah, satu persatu cita-cita dapat terwujudkan.
Kala itu, orangtuaku (biasa kupanggil pak e dan mak e) hanya berbekal semangat dan keyakinan yang kuat. Kesehatan pak e juga sangat lemah, sering sakit. Namun, tak sekalipun terlihat beliau putus asa apalagi lelah. Kegigihan mereka akhirnya sukses meluluskanku jadi seorang sarjana.
Semasa belajar dahulu mak e pernah berujar, “Nak, mak e tak andik dunnya se e begiye, engkok perak nyangkolana ilmu ka bekna (Nak, Ibu tidak punya harta untuk diberikan padamu hanya mampu mewariskanmu ilmu.” Memang benar, warisan yang paling berharga yang kudapatkan adalah ilmu. Terimakasih mak e! Terimakasih pak e! Terimakasih guru!
Oleh karena itu, para orangtua dan generasi muda jangan pernah minder untuk bermimpi. Berusahalah untuk mewujudkan mimpi tersebut. Tak ada yang tak bisa dilakukan selama mau berusaha. “Jhek ampo ngocak tak mampu (jangan sering bilang tidak mampu)”, begitu salah satu pesan Alm. KH. Ach. Djazari Marzuqi yang seringkali disampaikan tiap kali kedua orangtuaku sowan. Hingga kini, pesan tersebut masih terngiang di telinga, melekat di hati. Dapat dimengerti bahwa tidak semua hal harus diukur dengan kekayaan tetapi yang paling penting yakni, usaha.
*) Penulis mengabdikan diri sebagai pengajar di MI Miftahul Ulum sejak tahun 2004.