Program OTA YPP MU

DICARI: ORANGTUA ASUH

0

Penulis: Fawaizul Umam

“Jangan pernah menolak siswa atau santri miskin, apalagi yatim. Sambut dan urusi mereka. Niscaya Allah akan ngurusi kamu, memenuhi kebutuhanmu,” demikian wasiat Pengasuh I Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum (YPP MU), almaghfurlah KH Achmad Djazari Marzuqi, kepada anak-anaknya.

Di kesempatan lain, beliau sering juga berujar, “Jangan mahal-mahal netapkan biaya pendidikan. Anak-anak orang miskin itu juga berhak sekolah. Kalau mereka pintar, mereka bisa memperbaiki nasib. Bekna perak parlo ngancae, Allah se mamare” (kamu cuma perlu menemani mereka, biar Allah yang menyelesaikan masalah mereka, bhs. Madura).

Hingga hari ini, setelah 11 tahun kewafatan beliau, kami tak pernah mematikan spirit itu. Kami terus merawatnya, bahkan melembagakannya secara resmi ke dalam salah satu misi pesantren sejak awal 1990-an, “… menyelenggarakan pendidikan berkualitas dengan biaya terjangkau.”

Selama ini, YPP MU memang menerapkan treatment pembiayaan UTAP (uang tahunan pesantren) berbeda. Khusus anak-anak yatim apalagi yatim-piatu, kami gratiskan sepenuhnya, hingga ke penyediaan buku LKS dan seragam untuk mereka. Untuk anak-anak dari keluarga tidak mampu dan sangat tidak mampu, kami perlakukan skema biaya variatif. Ada yang bayar separuh, sekian persen, dan lain-lain sesuai kategori statusnya. Dan dari tahun ke tahun, mereka selalu ada. Jumlahnya fluktuatif, kadang bertambah kadang berkurang.

Tentu itu sedikit-banyak “membebani” keuangan pesantren Dalam suatu masa kami bahkan pernah sangat diuji dengan pilihan idealisme ini. Guru-guru pernah rutin harus bersabar tertunda honor yang besarannya tak seberapa itu tiga hingga lima bulan. Mereka sering harus mengalah dengan kebutuhan anak-anak itu. Banyak yang akhirnya menyerah, mundur berhenti jadi guru, tapi banyak pula yang memilih tetap bertahan. Mengabdi dengan bahagia dan bahagia dalam pengabdian adalah slogan mereka yang bertahan…

Sejauh ini, untuk meringankan “beban” pesantren, para pengurus YPP MU sering harus “tolah-toleh” mencari donatur di setiap awal atau akhir tahun ajaran. Inisiatif pengurangan beban telah banyak dilakukan. Pengasuh II YPP MU, KH Moh. Hayatul Ikhsan, M.Pd.I, misalnya, menanggung penuh biaya makan santri banin (putra) yang yatim atau tidak mampu, sedangkan sang adik, Taufiqurrahman, S.Pd.I selaku wakil pengasuh, menanggung makan sehari-hari para santri yatim banat (putri).

Hingga hari ini, kami tetap bertahan memuliakan mereka. Bagi kami, anak-anak yatim dan fakir miskin itu “aset” potensial. Mereka ladang amal, tempat kita bisa mendulang pahala. Doa mereka adalah wasilah yang bisa kita andalkan untuk memudahkan urusan akhirat dan dunia kita.

Kesadaran itulah yang kemudian menginspirasi Ning Evi Ghozaly, seorang konsultan pendidikan asal Lampung. Beliau, yang mendampingi MU sejak April 2019, tergerak menggagas Program Orangtua Asuh (OTA) YPP MU; suatu hal yang tak pernah terpikirkan oleh kami. Berkat kerendahan hati beliau pulalah, MU dimungkinkan terhubung dengan orang-orang baik yang sangat bersemangat berbuat baik. Belasan donatur telah “mewakafkan” diri sebagai orangtua asuh bagi anak-anak yatim, yatim piatu, dan fakir miskin di MU. Padahal soft launching program ini baru sebulan lalu, terhitung sejak Februari 2020.

Tak dinyana, gayung bersambut. Ternyata program ini tak hanya memantik minat kolega Ning Evi, tapi juga menarik minat sejumlah alumni dan simpatisan MU untuk turut bergabung menjadi orangtua asuh. Kini sudah ada 16 donatur yang menyatakan diri sebagai orangtua asuh bagi total 39 anak asuh. Masih ada 27 anak lagi yang menanti kerendahan hati para dermawan untuk menjadikan mereka sebagai anak asuh.

‘Ala kulli hal, kehadiran para orangtua asuh tentu bakal meringankan ikhtiar kami menyediakan pendidikan berkualitas dan memenuhi kebutuhan para anak asuh. Yang lebih penting lagi, itu tentu bakal menambah kepercayaan diri mereka, para anak asuh itu. Senyum mereka bakal semakin lebar mengembang, apalagi beberapa orangtua asuh bahkan menyatakan diri siap untuk membiayai pendidikan mereka hingga selesai kuliah. Tentu dengan syarat dan ketentuan berlaku. Misalnya, si anak tidak hanya yatim atau fakir, tapi juga nantinya harus kuliah di perguruan tinggi negeri.

Kenyataan ini tentu menggembirakan kami, keluarga besar MU. Ini kian menguatkan keyakinan kami bahwa jika kita berniat dan berbuat baik, percayalah Allah akan senantiasa mengirim orang-orang baik untuk menemani ikhtiar kita.

Terima kasih kami haturkan kepada para orangtua asuh. Teriring doa semoga Allah swt memuliakan dan membahagiakan mereka sekeluarga.

Anda berminat menjadi orangtua asuh juga? Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kontak narahubung Program OTA YPP Miftahul Ulum, Ustadzah Putri Nura Wati, S.Pd.I (+62 857-3241-2511).

Salam hangat.

*Penulis adalah Wakil Pengasuh/Ketua I YPP MU, Pembina Program OTA

SABAR DAN SYUKURILAH

Previous article

BANGGA MENJADI BAGIAN DARI MU

Next article

You may also like

Comments

Comments are closed.