BANGGA MENJADI BAGIAN DARI MU
5 mins read

BANGGA MENJADI BAGIAN DARI MU

Penulis: Putri Nura Wati, S.Pd.

Tahun 2003, saya resmi menjadi siswa di Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum (YPP MU). Enam tahun mencari ilmu di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai tahun 2009. Saya melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) sekaligus nyantri, tiga tahun di MTs dan tiga tahun di Madrasah Aliyah (MA). Lulus MA tepat tahun 2015, genaplah 12 tahun masa studi saya dengan brand Miftahul Ulum.

Tahun 2015 status alumni resmi saya sandang. Meninggalkan pesantren tercinta bukan perkara mudah. Namun, saya harus tetap melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Berbekal tekad yang kuat serta restu orangtua dan guru, alhamdulillah saya bisa lulus jalur prestasi (tanpa tes) masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Jurusan Tadris Bahasa Inggris, tepatnya di Institut Agama Islam Negeri Jember.

Awalnya ragu untuk melanjutkan sekolah di luar pesantren karena saya perempuan. Banyak orang beranggapan perempuan tidak perlu berpendidikan terlalu tinggi. Namun, dawuh Almh. Nyai Hj. Siti Romlah saat itu menjadi cambuk semangat bagi saya. “Jek pernah minder deddhi bebinik, makia bebinik rua kodhu asakola tinggi mon bisa sampek S2 (Jangan pernah minder menjadi perempuan, meskipun perempuan juga harus sekolah yang tinggi kalau perlu sampai S2),” dawuh beliau saat saya ngereng (ikut) ke Jember.

Dawuh beliau yang sederhana ternyata menyimpan makna yang sangat dalam. Dawuh beliau juga selaras dengan beberapa ungkapan mutiara hikmah dan kata-kata bijak yang intinya pendidikan bagi perempuan itu penting karena setiap wanita akan menjadi ibu yang akan melahirkan anak (generasi). Beliau mengajarkan saya tentang betapa pentingnya pendidikan bagi perempuan guna melahirkan generasi-generasi berkualitas dan sama sekali bukan untuk menyaingi laki-laki.

Ungkapan beliau menguatkan tekad dan membulatkan niat saya untuk menuntut ilmu ke jenjang yang lebih tinggi. Satu hal yang selalu saya patrikan dalam diri dan sanubari, yakni ke mana pun saya pergi untuk menggali dan menimba ilmu, saya harus kembali ke YPP MU, entah untuk sekedar berbagi pengalaman atau menetap (mengabdi) di pondok pesantren tercinta ini.

Teringat sebuah ungkapan masyhur dari mantan Presiden Amerika mendiang John F. Kennedy, “Don’t ask what your country can do for you, but ask what you can do for your country” (Jangan bertanya apa yang bisa negaramu lakukan untukmu, tapi bertanyalah apa yang bisa kamu lakukan untuk negaramu). Ungkapan ini memiliki kesamaan makna dengan hal yang saya patrikan di sanubari terdalam. Tidak pantas rasanya ketika saya bertanya apa yang sudah diberikan YPP MU kepada saya dan YPP MU sudah berbuat apa untuk saya sebagai alumni.

Maka dari itu, hal pertama yang selalu saya pikirkan setelah kembali dari tempat menuntut ilmu ialah apa yang bisa saya berikan sebagai kontribusi bagi kemajuan YPP MU ke depan. Saya beranikan diri memohon izin untuk mengabdi dan mencari barokah di YPP MU; terserah apa pun jalan pengabdian yang diperkenankan kepada saya, tak harus menjadi guru. Alhamdulillah, niat tulus saya untuk mengabdi dan mengais barokah di YPP MU disambut baik oleh Pengasuh, Majelis Keluarga, dan seluruh keluarga besar YPP MU.

Sebagai sarjana baru dan berusia muda, saya mendapatkan sebuah kepercayaan serta kesempatan yang begitu banyak dan ini adalah hal luar biasa membahagiakan bagi saya. Kini saya bisa berbagi pengalaman dan ilmu serta bisa membantu memajukan Program Pengembangan Bahasa Asing di Asrama Putri YPP MU. Selain itu, saya juga diamanahi turut membantu pengelolaan program baru, Program Orangtua Asuh YPP MU, sebagai sekretaris. Kebahagiaan saya terasa kian sempurna setelah sepekan lalu secara resmi diberi kesempatan menjadi pendidik di salah satu lembaga di bawah naungan YPP MU. Saya patut berbahagia mengingat kesempatan tidak datang begitu saja. Saya harus melalui serangkaian fit and proper test panjang dan berat untuk menjadi guru. Saya ikhlas menerimanya karena memang sudah selayaknya YPP MU menerapkan proses rekrutmen ketat demi memastikan hanya guru-guru berkualitas terbaiklah yang berkesempatan mengabdi di sini. Di samping itu, saya bahkan juga diberi kesempatan bergabung dalam keredaksian MIFUL Media bersama orang-orang pilihan yang selalu mengabdi penuh semangat mengelola official website YPP MU, www.mifulbengkak.net

Ucapan syukur dan terima kasih tak henti-hentinya saya ucapkan karena YPP MU tidak pernah menutup jalan pengabdian alumni dari jalur mana saja. Semoga saya dapat memberikan kontribusi positif dan hal yang bermanfaat untuk kemajuan YPP MU sesuai dengan visi pesantren, yakni Islami, Berilmu, Beramal, Berakhlak.

Satu hal yang membuat saya takjub, ternyata YPP MU sudah berkembang pesat dan jauh lebih baik dari yang saya tahu. Terbukti ketika saya melamar di salah satu institusi pendidikan di bawah naungan YPP MU tidaklah serta merta diterima atau ditolak. Prosedur dan proses yang harus dilewati benar-benar tertata rapi. Tak hanya itu, lembaga-lembaga penunjang lainnya juga semakin banyak sesuai kebutuhan dan tuntutan zaman. Semoga YPP MU terus berkibar dan bermanfaat sampai kapan pun. Saya sungguh bangga menjadi bagian darinya!

*Penulis adalah alumna Asrama Putri YPP MU tahun 2015.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *