
MALAM NISFU SYA’BAN
Penulis: Ning Evi Ghozaly
Suatu hari Rasulullah SAW pulang ke Sayyidah Aisyah RA. Begitu masuk rumah, jubah dan baju lapis beliau tanggalkan. Saat sedang bercengkerama bersama dan belum sampai bermalam, tiba-tiba beliau beranjak dan mengenakan pakaian lengkap dengan jubah yang baru saja ditanggalkan. Seketika beliau meninggalkan Sayyidah Aisyah.
Sayyidah Aisyah curiga beliau akan berkunjung ke istri yang lain. Diintainya Rasulullah. Ternyata tidak. Beliau menuju mesjid Baqi’. Sayyidah Aisyah lega. Ditunggu lama Rasulullah tidak juga pulang. Dilihat kembali, beliau sedang sujud. Sayyidah Aisyah pulang. Lama menanti, Sayyidah Aisyah kembali melihat Rasulullah masih dalam keadaan sujud. Sayyidah Aisyah khawatir jangan-jangan Rasulullah wafat. Didekati Rasulullah, disentuhnya telapak kaki beliau, bergerak. Sayyidah Aisyah pulang dengan lega karena beliau masih bergerak.
Menjelang subuh Rasulullah kundur, mohon maaf kepada Sayyidah Aisyah karena tadi pergi tanpa pamit. Disampaikan kepada Sayyidah Aisyah bahwa saat sedang asyik berdua, beliau dipanggil Jibril, diingatkan bahwa malam itu adalah malam Nisfu Sya’ban. Malam ketika Allah membebaskan hambanya dari neraka sebanyak bulu domba. Hamba yg sudah tercatat sebagai penghuni neraka.
Beliau diperintah Allah utk mendoakan umatnya, memohonkan maaf untuk umatnya. “Jibril mengajariku membaca doa ini, dan ajarkanlah kepada para perempuan di belakangmu, wahai Aisyah”, jelas Rasulullah kepada istri tercinta. Inilah yg dibaca Rasulullah dalam sujud beliau, “A’udzu bi afwika min iqaabika wa a’udzu bi ridlaaka min sakhathika , jalaa wajhuka laa uhshii tsanaa’an alaika anta kamaa atsnaita alaa nafsika.”
::
Nyaris setiap tahun saya mendengar kembali cerita tersebut dari guru-guru saya. Cerita yang bersumber dari kitab Irsyadul Ibad ini, lantas saya sampaikan pada anak-anak dan adik-adik santri. Lagi, dan lagi. Allah Maha Pemaaf, kita bisa mendapatkan ampunan atas segala salah dan khilaf kita kapanpun atas kehendaknya. Tapi menjemput maghfirah pada saat-saat terindah, adalah kesempatan istimewa.
عَنْ مُعَاذِ بن جَبَلٍ عَن ِالنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ يَطَّلِعُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Dari Mua’dz bin Jabal RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah memperhatikan hamba-Nya (dengan penuh rahmat) pada malam Nishfu Sya’ban, kemudian Dia akan mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan musyahin (orang yang hatinya ada kebencian antar sesama umat Islam).”
رواه الطبراني في الكبير والأوسط قال الهيثمى ورجالهما ثقات. ورواه الدارقطنى وابنا ماجه وحبان فى صحيحه عن ابى موسى وابن ابى شيبة وعبد الرزاق عن كثير بن مرة والبزار
(HR Thabrani fi Al-Kabir no 16639, Daruquthni fi Al-Nuzul 68, Ibnu Majah no 1380, Ibnu Hibban no 5757, Ibnu Abi Syaibah no 150, Al-Baihaqi fi Syu’ab al-Iman no 6352, dan Al-Bazzar fi Al Musnad 2389).
::
Dan…malam ini adalah malam nisfu Sya’ban. Seorang santri Pondok Pesantren Annida bertanya pada saya, “Kita akan membaca Yasin tiga kali ya, Um?”
“Iya, Nak. Kita membaca Yasin tiga kali ba’da Maghrib nanti ya. Nambah sholat tasbih ba’da Isya mau, Nak?”
“Sholat tasbih lama ya? Sebelumnya makan dulu, biar kuat.”
Saya tertawa. Lalu kami toos jauh. Bismillah. Semangat ya, Nak.
.
- Bandar Lampung, 28 Maret 2021 –