MENGIKUTI KONFERENSI ANAK MUDA SE-INDONESIA
3 mins read

MENGIKUTI KONFERENSI ANAK MUDA SE-INDONESIA

Penulis: Ustd. Astutik Maimuna, S.Pd.*

Tahun 2015 lalu, di kampung tempat tinggalku tepatnya Desa Bengkak, naik pesawat terbang adalah hal yang langka, kecuali bagi mereka yang hendak berangkat untuk ibadah umroh atau haji. Dulu semasa kecil, ketika ada pesawat terbang melintas di udara, saya selalu berlari kemudian menghadapkan wajah ke atas langit dan berteriak sekencang-kencangnya, meneriakakan “kapal minta’a pessena” (kapal minta uang). Entahlah apa maksudnya, mungkin berharap ada uang jatuh dari pesawat tersebut. Adakah yang pernah mengalaminya?

Kisah ini dimulai saat saya nyantri di Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum (YPP MU). Saya lebih akrab disapa Muna, seorang anak desa yang sedari kecil memang yatim piatu. Saya adalah putri kedua dari Alm. Bapak Hisab dan Almh. Ibu Afiyah. Tak pernah sekalipun saya bermimpi bisa menaiki pesawat, apalagi secara gratis. Saya termasuk orang yang bisa sekolah dan menyelesaikan pendidikan karena kebaikan Keluarga Besar YPP MU.  

Siapa yang bisa menebak nasib seseorang?

Tepat tanggal 18 April 2015, YPP MU mendapat undangan untuk menghadirkan satu santri dalam acara Konferensi Nasional pada tanggal 20-21 April 2015 di Jakarta. Girang dan tak pernah terbayang, ketika saya diberitahu dan diminta untuk menghadiri Konferensi Anak Muda Se-Indonesia di Royal Kuningan Hotel Jakarta. Pengasuh Putri saat itu, yakni Almarhumah Nyai Hj Siti Romlah sangat antusias karena setiap Kabupaten hanya mendapat kuota empat orang untuk menghadiri acara tersebut. YPP MU merupakan salah satu Pesantren yang mendapat kehormatan itu. Beliau pula yang mengantar saya ke Pondok Pesantren Darussalam Blok Agung, dimana aku dan tiga orang lainnya akan diberangkatkan ke Jakarta dari sana.

Miftahul Ulum Hebat Bukan?

Ini adalah pertama kalinya aku pergi dengan transpotrasi pesawat terbang. Rasa senang, haru, dan bingung bercampur aduk, banyak hal yang saya fikirkan waktu itu. Saya benar-benar tidak tahu bagaimana cara masuk dan keluar bandara? cara masuk dan keluar pesawat? dan masih banyak lagi yang lain. Maklumlah karena saya itu orang ndeso yang bisa dibilang katrok.

Sesampainya di Bandara Juanda Surabaya, saya sengaja mengantri dibelakang teman-teman yang lain. Diawali bismillah, saya-pun mulai memperhatikan teman-teman. Akhirnya, saya bisa bernafas lega tatkala sudah duduk di dalam pesawat. Tiba-tiba Almh. Nyai Hj Siti Romlah meneleponku, dengan segala perhatiannya beliau menanyakan kabar, kemudian menasehati saya agar berhati-hati, menjaga diri, dan barang bawaan. Sebelum telepon diakhiri, tak lupa beliau menitipkan nama baik Miftahul Ulum, pesan yang satu ini berkali-kali beliau sampaikan.

Ternyata, yang hadir dalam acara Konferensi Anak Muda se-Indonesia di Royal kuningan Hotel Jakarta tersebut benar-benar orang pilihan. Jumlah peserta saat itu adalah 98 anak muda dari berbagai penjuru Indonesia, satu berasal dari Vietnam, dan satu lagi dari Thailand. Jadi, yang hadir pada saat itu hanya ada 100 anak muda. Rasa haru dan bangga sangat terasa karena Miftahul Ulum aku bisa berada diantara mereka yang luar biasa.

Panik dan rasa tidak percaya diri sempat mendera saat saya berkumpul dengan mereka, sebab kebanyakan mereka berasal dari pesantren-pesantren ternama diseluruh indonesia. Namun, saya tetap percaya bahwa saya bisa, berbekal ilmu dari YPP MU dan bismillah yang saya baca berulang kali. Alhamdulillah saya mengikuti acara itu dengan lancar dan tidak memalukan. Berat memang karena saat itu saya membawa nama YPP MU. Akan tetapi, dengan doa ajaib Bismillah Miftahul Ulum bisa, Bismillah Miftahul Ulum sama dengan mereka, semuanya berjalan sesuai harapan.

Naik pesawat terbang gratis karena namamu Miftahul Ulum. Mendapat pengalaman gratis dan ilmu secara gratis juga karenamu Miftahul Ulumku. Semoga engkau terus jaya dan berkiprah di atas luasnya dunia duhai almamaterku. Terimakasih YPP  MU dan para murobby, semua ini berkat dari doa dan bimbingan kalian.

*) Penulis adalah Santri Aktif YPPMU; Guru Madrasah Diniyah Miftahul Ulum

2 thoughts on “MENGIKUTI KONFERENSI ANAK MUDA SE-INDONESIA

  1. Tidak sengaja menemukan artikel ini, awalnya tertarik karena judulnya lumayan menyita perhatian saya, ternyata benar saja. Kita pernah ada di kegiatan yang sama kali itu:). Salam kenal mbak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *