Menyelesaikan Masalah Tanpa Masalah, Tetapi Ini Bukan Tentang Penggadaian
3 mins read

Menyelesaikan Masalah Tanpa Masalah, Tetapi Ini Bukan Tentang Penggadaian

Oleh: Ust. Khoirul Yasin

“Jangan membuat masalah, jangan mempermasalahkan masalah, tetapi harus bisa menyelesaikan masalah.” – KH. Ach. Djazari Marzuqi.

Setiap mahluk yang hidup di dunia ini pasti akan menghadapi suatu masalah. Itu sudah ketentuan karena hal tersebut merupakan suatu proses kehidupan. Bagi manusia, hal tersebut juga merupakan suatu proses pendewasaan diri dan bahan muhasabah terhadap diri sendiri. Ada kalanya Allah memberikan ujian pada hambaNya dengan melimpahkan berbagai masalah agar ia menjadi dewasa dan lebih baik. Namun, terkadang masalah itu hadir sebagai bentuk sebab-akibat dari hal-hal yang diperbuatnya.

Jika ditanggapi secara positif, ini juga merupakan bagian dari proses berbenah dan instrospeksi. Dengan kata lain, sebagai hamba mereka akan lebih dulu mengoreksi diri dan menanyakan terhadap dirinya, apakah ini ujian atau memang balasan atas apa yang kita lakukan?

Masalah yang hadir ini datangnya dari Allah, entah itu ujian ataupun karma. Ujian yang datang seharusnya diterima dengan sabar, ikhlas, dan tawakal. Kita harus selalu berfikir positif dan menghadapinya dengan kepala dingin. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah (2:286), “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. So, ketika menghadapi berbagai masalah dan kesulitan seorang Muslim diajarkan untuk selalu bersabar. Jangan lupa berdoa dan selalu mengingat bahwa setiap ujian adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah Saw.

Ketika Dia (Allah) menguji hambaNya dengan berbagai hal, sudah tentu berdasarkan kemampuan hambaNya. Jika mereka masih merasa tidak mampu, boleh jadi hal tersebut karena mereka tidak melibatkan Allah yang Maha Memiliki Kuasa dalam menghadapi masalahnya. Padahal sebagai hamba, selalu lah berlapang dada dan menerima semua ketentuan-Nya agar dapat melewati semua yang menimpa dengan baik.

Besar kecilnya masalah, tergantung pada sudut pandang seorang hamba yang menghadapinya. Jika seorang hamba dapat melibatkan Allah dan menganggap bahwa Allah lah yang Maha Besar maka masalah apapun akan terasa kecil. Biasanya, golongan ini akan menyelesaikan masalahnya satu per satu. Berusaha disertai doa, serta introspeksi terhadap diri sendiri sehingga golongan ini akan menjadikan masalah itu sebagai bahan evaluasi. Begitu pula sebaliknya, terkadang ada yang suka membesar-besarkan masalah bahkan menyalahkan orang lain atas masalah yang menimpanya. Tidak jarang menganggap Allah tidak adil atas dirinya. Bukannya menyelesaikan, hal ini akan menimbulkan masalah baru. Oleh sebab itu, memang seharusnya sebagai hamba yang baik untuk bersabar serta ikhlas dalam menghadapinya.

Dalam kitab Mukhtarul Ahadits hal. 94, Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin, segala keadaannya baik baginya. Jika ia mendapatkan kebaikan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia mendapatkan kesulitan, ia bersabar, dan itu juga baik baginya.” (HR. Al-Baihaqi).

Dengan keyakinan di atas maka setiap masalah bisa dihadapi dengan penuh ketenangan. Sebab, Allah akan selalu memberikan jalan keluar atas setiap kesulitan yang dihadapi hambaNya. Percayalah, habis gelap terbitlah terang, sudah tentu akan selalu ada kebaikan, kemudahan, dan hikmah setelah kesulitan. Jadikan semua hal yang telah dilewati sebagai pelajaran dan pengalaman agar termasuk dalam golongan orang-orang yang berfikir dan bersyukur.

Ingat dawuh Kiai Djazari di atas, jangan mempermasalahkan masalah, tetapi selesaikan masalah. Mudah-mudahan Allah menjadikan kita semua sebagai hamba yang pandai bersyukur dan selalu bersabar atas apapun yang ditakdirkan Allah Swt. Aamiin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *