
MI MU Istiqomahkan Sholat Dhuha
Penulis : Ummi Hj. Nur Mahmudah, S.Ag
Bengkak, Miful News – Senin (pagi), 29/01/2018. Pagi itu langit cerah. Matahari mulai naik sepenggalah, menemani aktivitas pagi warga MI Miftahul Ulum (MI MU) Bengkak Wongsorejo Banyuwangi. Pukul 06:00 WIB anak didik berdatangan ke madrasah diawali dengan bersalaman kepada para guru yang telah berbaris rapi di pintu gerbang utama Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum.
Setelah bersalaman pada bapak/ibu guru, mereka beraktivitas sesuai jadwal masing-masing, sebagian piket membersihkan kelasnya, ada juga yang dijadwalkan tadarus Al- Qur’an di Kantor MI MU, bahkan ada pula yang sekedar lempar sapa dengan rekannya sampai bel tanda masuk berbunyi. Bunyi dering bel itulah yang mereka titeni untuk waktu pembacaan istighosah dan doa awal pelajaran yang dibaca serempak di halaman MI MU dengan posisi berbaris rapi sesuai kelas dan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan).
Selanjutnya, di sela-sela melaksanakan program pembelajaran kurikulum di dalam kelas, MI MU juga menerapkan pembiasaan sholat dhuha. Alasan pelaksananaan sholat dhuha dimasukkan dalam program ekstrakurikuler di MI MU bertujuan untuk menekankan pembiasaan ibadah sholat sunnah itu sendiri. Ketua kelas bertugas mengabsen rekan-rekannya ketika usai melaksanakan sholat dhuha di Masjid Nurul Ulum. Hal ini dimaksudkan untuk membiasakan anak istiqomah, disiplin dan bertanggungjawab dalam tugasnya, tentunya dengan pendampingan dari asatidz dan asatidzah di lembaga MI MU.
Program ini mulai digagas dan dilaksanakan pada tahun 2016. Ust. Thohari, S.Pd.I selaku Kepala Madrasah mengungkapkan bahwa awal mula program sholat dhuha diterapkan selain pembiasaan juga sebagai sarana do’a untuk kebaikan bersama. “Mon asholat dhuha, mored paste a doa, a doa aghi oreng tua, a doa aghi guru, a doa aghi madrasah, (kalau murid melaksanakan sholat dhuha, mereka pasti berdoa, mendoakan orang tua, guru dan madrasah)”, ujarnya. Menurut beliau, doa adalah senjata terampuh yang dimiliki madrasahnya. “Allahumma ya robbana cukopono lubherono bherras akeh dhuwek akeh kanggo ngajhi lungo haji barokae nabi wali”. Baris doa berbahasa Jawa, yang teruntai dalam harapan mereka.
Sebagai guru di MI MU, penulis merasa sangat terbantu dalam membangun dan meningkatkan character building (pendidikan karakter) anak didik dengan diterapkannnya program sholat dhuha. Melalui proses yang dilalui dalam membina keistiqomahan dan kedisiplinan anak didik, tabiat dan budi pekerti anak sebagai insan kamil (manusia sempurna) mulai terbentuk. Ini yang kemudian dikatakan sebagai pendidikan karakter.
Para guru MI MU sendiri berharap program sholat dhuha ini menjadi momentum sangat penting untuk menjaga keistiqomahan ibadah siswa. Dengan demikian siswa tidak hanya meningkat dalam kemampuan akademis saja, tetapi juga pendidikan moral dan spiritual guna menunjang penguatan karakter anak menjadi lebih baik.
Begitu pula, para orangtua siswa mengharapkan agar pelaksanaan sholat dhuha semakin berkualitas sehingga MI MU ke depan lebih sukses dan tetap menjadi yang terbaik. “Kami sangat senang dengan adanya program sholat dhuha ini. Semoga guru-gurunya tambah kompak dan lebih aktif. Selain itu, semoga program-programnya tambah bagus lagi,” ujar salah satu orangtua siswa, penuh harap. #Berdo’a #Berusaha #Miful Jaya. (Miful/NM)