OPTIMIS
Penulis: Ning Evi Ghozaly
Begitu Menteri Pendidikan Prof. Mu’ti menyampaikan tentang rencana ‘kurikulum baru’ sebetulnya saya mau buat surat terbuka atau diem-diem kirim WA begitulah. Tapi setelah nritili konsep yang beliau bilang bocoran dan disampaikan dimana-mana itu, nggak jadi deh saya matur.
Ya karena mungguh saya, tidak ada yang baru kok. Semua yang beliau sampaikan sudah kita pelajari sejak tahun delapan’puluhan kan nggih. Mulai diterapkan luas tahun sembilan puluhan. Bukan sebagai kurikulum, tapi sebagai pendekatan, strategi dan model pembelajaran.
Deep Learning yang kontekstual. Dengan turunan yang beliau sebut ful-ful itu: Mindfull Learning, murid belajar fokus dan penuh kesadaran. Meaningful Learning, murid menemukan makna/ manfaat dari apa yang mereka pelajari. Joyful Learning, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan penuh antusias.
See? Dari jaman kurikulum CBSA lalu Suplemen, sampai KTSP, Kurtilas dan Kurikulum Merdeka, semua itu sudah ada di dalamnya dan sudah diterapkan di semua sekolah. Semua. Meski dengan kemasan yang tidak sama pleg, dengan prosentase berbeda dan dengan kreatifitas yang beragam, tapi saya yakin semua guru sudah menerapkannya.
::
Maka ayooo optimis, jika nanti ada krik-krik di jalan insya Allah guru-guru tetap bisa ngedepi. Iya, harus optimis bisa nggih. Saya dulu selalu takut dengan kalimat “ganti menteri pasti ganti kurikulum.” Kayak jadi momok menakutkan. Jadi hantu yang akhirnya membuat saya pesimis. Rugi lho. Aduh nanti bagaimana perangkatnya? Bagaimana media pembelajaran, lesson plan dan work sheetnya? Pasti ganti lagi? Kami harus belajar lagi? Jangan khawatir. Jangan ya Dek ya.
Nah. Bahwa nantinya kita belajar lagi, ini harus kan? Guru memang harus terus belajar, belajar terus. Murid tiap hari belajar, guru juga demikian. Tenang, pemerintah dan sekolah akan memfasilitasi pelatihan-pelatihan berkelanjutan kok: ada pergantian kurikulum atau tidak, tetap harus. Selama ini sudah demikian.
Guru juga kudu terbiasa menyesuaikan diri. Terbiasa menerima tantangan. Jujur ya, -menurut saya- kurikulum merdeka tuh bagus banget. Bagus banget mulai dari filosofi, aplikasi PMM, P5, ikhtiar yang mengiringi dengan program guru penggerak, sampai rencana paket-paketnya. Masya Allah. Matur nuwun, Mas Nadiem. Meski harus diakui, penerapan di banyak satuan pendidikan masih kedodoran. Ini menyangkut banyak sebab ya: akses sumber belajar, pemahaman menyeluruh, fasilitas, motivasi, de el el. Sehingga sebagian ‘hasilnya’ miris: wajar mengundang protes, terutama setelah kita melihat tiktok anak-anak SMP tidak bisa baca, nggak bisa itungan dasar atau menjawab pertanyaan ibu kota Jawa Tengah tuh Ciamis.
::
Hm yah. Kekurangan selalu ada, pada konsep apapun, pada ide apapun, oleh siapapun. Laa quwwata illa Billah. Maka saya suka ketika Menteri Pak Mu’ti menyampaikan kaidah “Al muhafadlotu alal qodim ash shalih wal ahdu bil jadid al aslah.” Melestarikan nilai-nilai lama yang baik dan menerapkan nilai-nilai baru yang lebih baik. Bravo, Pak. Kita fokus kebaikan dan keunggulan yang lama yes.
Jadi jangan mengubah semua nggih. Jangan meninggalkan semua begitu saja. Monggo jika akan disempurnakan, atau mau diganti istilah? Kan biasa ya dalam organisasi ganti komandan ganti semua, dengan dasar hasil analisa mendalam. Yang repot ini sekolah atau guru di pelosok lho, Pak. Sekolah dan guru dengan banyak keterbatasan, kasihan kan.
Justru penting dipikirkan tuh pengelolaan kinerja dan upaya memahamkan guru agar sesuai harapan ya. Dampak lain juga, akhirnya ganti buku panduan, ganti buku pegangan anak, marak lagi trik-trik bimbel wa ala alihi wa sohbihi ajmain. Pak Menteri tahu kan, sejak Kurikulum Merdeka, yang macam itu sudah mulai bersih. Mulai ya, meski tidak sampai tuntas.
::
Eh tulisan ini sudah kepanjangan nggih? Padahal saya masih mau ndongeng tentang gerakan anak Indonesia hebat yang beliau canangkan mulai Desember nanti. Besok aja. Pokoknya guru-guru harus tetap semangat ya. Bismillah. Pak Menteri Pendidikan harus tetap semangat. Kita mengenal beliau sebagai orang bersih, pinter, profesional dan berkomitmen. Kita dukung yuk.
Sementara saya tak ngopeni yang kecil-kecil tapi menggemaskan dan membahagiakan begini: membujuk anak ganteng sholeh murid kelas satu yang saking puwinter dan aktifnya, jadi tidak betah berada di kelas. Yang tahan duduk diam hanya hitungan menit, lalu selalu ingin keluar kelas keliling halaman, munyer sampai lantai tiga. Belok ke kantor, ngepot ke post satpam dan gerbang depan atau naik rak sepatu seperti ini hahaha.
– Menuju Planet Venus, 15 Nov 2024 –
.
Selamat Jumah yang semoga berlimpah berkah ya, Gaes. Allahumma sholli alaa sayyidina Muhamamd.