Ziarah Mesir
Penulis: Ning Evi Ghozaly
Sebagai sarkub, salah satu yang paling saya tunggu ketika ke luar kota, propinsi atau negara begini ya acara ziarah maqbarah/ makam. Alhamdulillah, sudah empat benua pernah saya sambang dan ternyata selalu ada maqbarah wali atau orang alim di salah satu negara dan kotanya.
Mesir, ternyata paling banyak maqbarah. Bertebaran makam para alim mulia. Dengan waktu hanya sembilan hari, mustahil semua bisa dikunjungi. Apalagi masih ada tujuan lain: kampus-kampus, pusat peradaban, situ-situs, tempat rekreasi khas dan tentu saja pasar.
Maka ya pake skala prioritas aja. Ada yang bisa ke satu makam dengan waktu luang banget, sampe bisa yasin tahlil lengkap. Masih ada bonus terpekur mengingat teladannya, ples menangis diam-diam dan melamun dikit.
Ada yang hanya sebentar, cukup fatihah dan tahlil pendek. Ada yang saya hanya berdiri di depan pagar atau ndeprok depan pintu: fatihah dan shalawat saja.
::
Maqbarah Imam al-Bushiri, Syech Athaillah As Sakandari, Imam Syafii, Sayyid Husain, Nabi Danial dan Luqmanul Hakim, paling membuat haru. Mungkin karena telah ‘kenal’ lebih dahulu, berulang mendengar kisahnya dan sudah lama membaca karyanya.
Salah satu nama yang diabadikan dalam Al Quran -Luqmanul Hakim- bahkan untuk nama satu surah: Luqman, yang tahapan dan strategi mendidik putra-putrinya menjadi rujukan konsep parenting kita. Nggak pernah menyangka saya bisa sampai ke ‘hadapan’nya. Sampe sesek rasanya, hati saya sangat penuh. Beberapa kali mencoba menulis tentangnya, dan gagal.
Apalagi tentang pribadi agung Sayyid Husain, cucu kesayangan Baginda Rasulullah saw yang makam kepala mulianya di sini. Juga tentang Imam Syafii, yang saya dan sebagian besar warga Indonesia mengikuti madzhabnya. Nggak tahu bagaimana saya memulai membagikan sedikiiiit saja cerita tentang pengalaman dahsyat ini. Rasanya belum mampu.
::
Syech Jalaluddin as Suyuti penulis Tafsir Jalalain yang hampir semua santri Indonesia pernah mengajinya. Syech Yusuf al- Hajjaj, Sayyidah Nafisah sampai Syech Abil Anbas al-Mursi alhamdulillah sempat saya sowani. Meski ada yang hanya sak nyu’an atau dari kejauhan.
Senengnya, sebagian besar maqbarah di dalam masjid atau dekat masjid. Jadi sekalian nggih. Tapi ada dua masjid besar yang tidak bisa sholat di dalamnya: Amru bin Ash dan Al Azhar. Ketepatan hari Jumat. Rumawe poll.
::
Nah. Sepanjang menelusuri Cairo, lalu terbang ke Luxor dan kemudian masuk ke Aswan, saya lebih banyak ter-ndlongop- ndlongop. Benar-benar takjub dengan semua. Terutama dengan kuasa Allah yang hingga menerbangkan saya hingga ke sini.
Setelah Mekkah Madinah yang selalu dan selalu ‘memanggil’ untuk kembali, saya sangat mengagumi Turkey hingga ‘memaksa’ dua kali ke sana. Kemudian saya ingin mengajak keluarga kembali ke Spanyol – Maroko untuk sowan Syech Imam Jazuli pengarang Dalailul Khairat yang telah sekian tahun kami waos. Kini, ada Mesir yang semoga bisa kami kunjungi bersama.
::
Buat saya yang belum jadi orang kaya raya ini: ingin bagaimana, bercita-cita apa dan mau kemana: ternyata hanya perlu bermimpi dan terus menerus berdoa. Selanjutnya pasrah saja dengan jalan masya Allah yang diberikan-Nya. Alhamdulillah. Laa quwwata illa Billah.
Ikhtiar lain? Bekerja dengan baik dan melaksanakan amanah sesuai seharusnya. Maka saya harus berterima kasih pada semua yang menjadi lantaran perjalanan-perjalanan dan mendoakan semua yang menjadi wasilah saya bisa berangkat kemana dan kemana. Beliau yang sejak tahun 2006- 2012 tanpa bisa saya tag namanya. Kemudian YP Global Madani yang sejak 2013 hingga tahun ini. Alhamdulillah. Matur nuwun sanget, terutama kagem Kayas Prof. Axa dan semua sahabat seperjalanan.
Jadi, ayo terus bermimpi yuk. Bismillah.
Di depan makam Nabi Danial dan Luqmanul Hakim: Alexandria, Mesir, 31.10.2024