PALESTINA DI HATI KITA
4 mins read

PALESTINA DI HATI KITA

Penulis: Ning Evi Ghozaly

Ini adalah potongan pidato Gus Yahya Cholil Staquf ketika menjadi salah satu pembicara di forum ICFR (Israel Council on Foreign Relations). Saya mencari di gugel setelah melihat foto Gus Yahya bersama Benyamin Netanyahu di timeline sosmed.

“Senyatanya, saya datang kesini bukan atas nama Indonesia, negeri asal saya, bukan pula atas nama Nahdlatul Ulama, organisasi tempat saya mengabdi. Saya datang atas nama kegelisahan dan kesedihan saya pribadi. Kegelisahan dan kesedihan yang tumbuh diatas kesaksian saya akan penderitaan orang-orang Palestina. Karena penderitaan mereka bukanlah milik mereka sendiri saja. Penderitaan mereka adalah juga kekalutan Bangsa-bangsa Arab dan kegalauan Dunia Islam. Dan pada saat yang sama, laksana gambaran di seberang cermin, penderitaan Palestina adalah juga keresahan Israel dan kegamangan Dunia Barat. Dan kini, setelah berpuluh-puluh tahun, semua itu hampir-hampir mengarah pada keputusasaan umat manusia.”

Sumber: Artikel CNN Indonesia “Isi Pidato Yahya Staquf di Yerusalem soal Israel-Palestina”

::

Ternyata itu foto dan pidato tahun 2018 ya. Sebulan setelah itu, salah satu pimpinan Muhammadiyah pusat juga hadir ke sana. Hampir bersamaan, kita bisa menemukan foto Erdogan pemimpin Turkey, juga salah satu grand Syekh Al Azhar berfoto bersama Perdana Menteri Israel itu.

Jadi memang, medsos punya dua sisi mata uang yang amboi. Sangat cepat dan masif memberikan bermacam kabar. Baik atau buruk. Tergantung bagaimana kita menerimanya, diendapkan dulu, tabayyun dan mencari klarifikasinya, atau langsung percaya dan meneruskannya seketika. Monggo saja.

Kalau saya, saya lho ya. Eman-eman jika otak saya digempur kabar hoax. Bikin rusak pikiran dan kotor hati. Sudah suudlon sundul langit ples benci njedindil, eh ternyata itu kabar nggak bener. Kan kecele.

::

Foto selanjutnya, Gus Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas bersama salah satu tokoh Yahudi Ortodoks. Saya tidak tahu pria bertopi dan berambutjanggut khas itu siapa. Tapi klik saja di gugel. Cari gambar, keterangan dan video seputar ini. Ternyata tidak semua kaum Yahudi Ortodoks sepakat dengan serangan Israel ke Gaza. Banyak yang membela rakyat Palestina lho, mulai dari mengadakan unjuk rasa hingga menyediakan gereja mereka untuk tempat berlindung sebagian rakyat Palestina.

Kita juga bisa menyaksikan video panggung Aksi Bela Palestina di Monas, Ahad 05 Nopember 2023. Ada banyak tokoh hadir termasuk Mbak Puan Maharani, Mbak Retno Marsudi, Mas Anies Baswedan dan lainnya. Orasi Gus Yaqut sangat Bu menyentuh. Penuh semangat, menggebu, “…karena kita mencintai rakyat Palestina.”

See? Jadi mengapa ada tuduhan Gus Yaqut tidak membela Palestina kemarin? Siapa yang memfitnah Gus Yahya hanya karena selembar gambar? Gimana coba minta maafnya?

Memang sih, narasi yang ditebar sosmed sekarang ini sangat mbrundul. Ajakan perang psychologi lewat tayangan influencer Israel yang masif, harus kita cermati. Ada yang terang-terangan menghujat dan membully rakyat Palestina, ada yang menggunakan cara soft. Njelehi semua. Bikin saya dan kita semua sedih dan marah, sangat. Tapi bersosmed harus tetap bijak kan? Kekesalan pada Israel dan sayang kita pada saudara di Palestina, jangan sampai melahirkan tuduhan dan kebencian pada saudara sebangsa yang tidak bersalah.

::

Terlepas dari peran media, saya yakin kita semua membela Palestina dengan alasan hak dan kemanusiaan. Ada yang dengan datang langsung ke Gaza atau dari jauh memberi bantuan berupa dana.

Saya bukan siapa-siapa, hanya bisa membantu dengan sedikit yang saya punya. Menggerakkan semua lembaga untuk bergerak. Dan tentu, mendoakan saudara di Palestina, dengan doa rutin qunut nazilah. Ada pula yang melakukan diplomasi dan negosiasi. Seperti yang dilakukan Presiden kita lewat Mbak Retno Menlu, seperti Gus Yahya, Gus Yaqut, pimpinan Al Azhar dan Muhammadiyah atau lainnya.

Ngendikan Kanjeng Rasulullah SAW, dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangan. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya.”

Menumpas kemungkaran bisa dengan wasilah kekuasaan, dengan tulisan, dengan gerakan dan dengan doa-doa.

Semua jalan harus kita tempuh. Berbagai strategi dapat kita eksekusi. Namun tujuan dan visi tetap sama: demi membela Palestina. Ya, Palestina ada di hati dan doa kita semua.

Bismillah. Allahumma sholli alaa sayyidina Muhammad. Semoga Allah selalu melindungi saudara kita di sana.

  • Bataranila, 6 November 2023 –

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *