Peran Santri di Era Money Politik yang Semakin Menggelitik
2 mins read

Peran Santri di Era Money Politik yang Semakin Menggelitik

Oleh: Syadili

Politik berasal dari Bahasa Yunani “polis” yang artinya kota atau negara-negara. Secara umum politik bisa diartikan sebagai suatu sistem yang dibuat serta dipelihara untuk menegakkan peraturan di masyarakat.

Seiring dengan berkembangnya zaman, politik sering dikonotasikan sebagai hal yang negatif, penuh dengan manipulasi dan korupsi. Bukannya menjadi alat untuk mengelola negara, politik justru menjerumuskan masyarakat pada jurang kebodohan yang paling dalam.

Tanpa disadari, politik juga menimbulkan aktivitas korupsi. Praktik politik uang semakin merajalela saat ini, untuk menyuap, menyumpat mulut, dan membeli hak suara masyarakat demi kepentingan pribadi. Salah satunya adalah laporan praktik politik yang dilakukan dalam pemilihan kepala daerah, saat tim sukses membagikan amplop berisi uang untuk memengaruhi pilihan dalam pemilu. Hal semacam ini sudah biasa terjadi di dalam masyarakat hingga muncul istilah “serangan fajar”.

Politik dan uang adalah dua hal yang berbeda, tetapi hari ini politik dan uang saling berkaitan. Berpolitik sekarang membutuhkan modal berupa uang, sebab uang maha segalanya dan segalanya butuh uang. Dalam kondisi seperti ini, masyarakat sudah acuh terhadap baik atau tidaknya sebuah tindakan, efektif atau tidak suatu kebijakan. Akan tetapi, masyarakat hanya memikirkan keuntungan sementera yang didapatkannya.

Politik uang yang semakin menggelitik sampai menciptakan korupsi politik haruslah dihilangkan dan tidak dinormalisasikan. Pertanyaannya kemudian, bagaimana peran santri di era money politik yang semakin menggelitik ini?

Santri sebagai agen perubahan yang memiliki karakteristik bermental baja, memiliki nilai-nilai moral dan etika, kemampuan beradaptasi, dan flexsibel disegala aspek kehidupan bermasyakat memiliki andil dan peran yang sangat penting. Santri diharapkan dapat mengubah pandangan khalayak ramai yang mengatakan bahwasanya politik itu hanyalah alat meraih kekuasaan untuk kepentingan pribadi, hanyalah alat busuk pemerintahan dan semacamnya. Maka dari itu, santri harus tampil dan mengubah pandangan tersebut. Agar hal ini tercapai, pertama-tama santri harus masuk ke dalam pemerintahan, bersikap dan bertindak selayaknya seorang pemimpin, mengayomi masyarakat, membuat kebijakan atas dasar kemaslahatan bersama dan mengubah persepsi awal politik busuk menjadi politik yang ideal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *