Selamat Tahun Baru Islam 1445 H
Penulis: Ning Evi Ghozaly
Kalau ingin tahu aslinya kita, tanyalah pada keluarga. Ibu, bapak, adik, kakak, atau suami dan anak. Serumah sekian tahun, pagi siang sore malam. Sekecil apapun kekurangan kita dan sebesar apapun aib kita, mereka lah yang paham. Hapal. Khatam.
Tapi sungguh, justru mereka lah yang paling pertama memaklumi kita. Mereka lah penyedia maaf paling banyak untuk kita.
::
Padahal ya, sering tanpa sadar kita menyakiti pasangan. Sering tanpa sengaja kita melukai hati anak-anak. Sering kita mengabaikan dan menomersekiankan keluarga. Eh masak sih kita? Saya aja lagi 😅
Ya. Keluarga adalah rumah. Tempat kita pulang, sejauh apapun kita melanglang. Tempat kita melepas lelah, membasuh resah, mengurai gelisah. Tempat kita istirah. Tempat kita melukis mimpi, mewarnai hari.
Kadang ada langkah kita yang patah. Ada saat kita menemu gagal. Ada waktu kita dihadang kecewa. Kemana kita kembali? Ke keluarga. Pulang, ke rumah.
::
Tak peduli seberapa banyak kekurangan kita di mata liyan, orang rumah akan tetap melihat kita seperti berlian. Tak mengapa orang lain menilai kita kurang, keluarga tetap menerima dengan riang.
Maka apapun yang terjadi di luar, tetaplah ingat jalan pulang. Tak mesti tiba fisik kita, yang penting cinta untuk keluarga selalu ada. Doa untuk keluarga, tak boleh terjeda.
Karena keluarga, adalah rumah yang sesungguhnya.
Selamat tahun baru 1445 Hijriyah ya. Semoga kita selalu sehat dan berlimpah berkah ❤️
- Metro, 19.07.2023 –
.
. - Tiba-tiba saya menjadi bijak bestari setelah melewati sungai Tegineneng tadi haha. Ini, akan khurmat saudara dari sebrang, dan memenuhi undangan seorang sahabat yang akan dinobatkan sebagai guru besar