Risalah Cinta Ning Evi Ghozaly

TERIMA KASIH, NAK

0

Penulis: Ning Evi Ghozaly

Sebagai orang tua, saya merasa banyak kekurangan. Saya bahkan banyak belajar dari dua lelaki yang lahir dari rahim saya ini. Tadzim pada orang lain, sabar, teliti, tenang, matang, dan bertanggung jawab. Untuk itu saya sering meminta maaf pada mereka, sekaligus menyampaikan terima kasih atas semua keindahan yang mereka berikan.

Hari ini saya belajar lagi pada mereka. Setelah 4 tahun kuliah di Universitas Brawijaya, mengaji dan sekolah madrasah di pondok, alhamdulillah anak sulung bisa nderek wisuda Wustho. Yang kecil semester 6 di Universitas Negeri Malang, ikut wisuda pada jenjang Ulaa.

Memang, keduanya memiliki cita-cita ajeg yang nggak goyang. Pilihan jurusan kuliah pun, nggak berubah sejak mereka berseragam putih biru. Lavy, minat di bidang Teknologi Informasi. Dany, di Bahasa Inggris.

Kami membebaskan. Itu haknya, pilihannya. Satu saja yang jadi komitmen, dimanapun mereka kuliah, jurusan apapun yang diambil, tidak boleh meninggalkan jam mengaji dan sekolah madrasah di pondok. Berat? Pasti. Disela waktu kuliah dan berorganisasi, mereka tetap harus bersila ndampar dengan jadwal rapet dan daftar mata pelajaran beragam. Peta rutinnya ya rumah, kampus dan pondok. Beruntung masih bisa njalani hobinya naik gunung pada hari libur. Bela diri, olah raga dan main musik bisa sesekali. Yang agak sulit nih, nongki nongkrong. Ngobrol sembarang kalir gayeng-gayengan.

Solusinya, teman-teman mereka sering diajak main ke rumah. Atau mereka keluar pas libur mengaji malam Jumat setelah yasin tahlil haha. Kadang ke Batu atau ke Alun-alun. Sak karepmu lah, Nak. Dulino sing adoh, asal tetap tahu kapan pulang 😅

::

Iya. Kami menahan diri untuk tidak selalu mengawasi. Apalagi mendikte. Sudah gede kok. Tapi karena sudah jadi kebiasaan, jadwal kegiatan mereka selalu dishare di group WA keluarga. Mau keluar kemana juga, pamit di group keluarga. Sudah otomatis aja. Bedanya, dulu sering tilp untuk cerita apa aja ke saya emaknya. Eh sejak kuliah lebih rajin ngobrol dengan bapaknya. Nggak apa, mungkin interaksi sesama lelaki lebih asyik pada masa ini 😅

Pandemi membuat banyak hal berubah. Juga sikap dan kegiatan anak-anak kami. Lebih pomah, makin ndekem. Tapi alhamdulillah masih aman. Jadwal mengaji sempat pindah ke rumah setahun lebih. Alhamdulillah Kyai memilihkan beberapa guru untuk mengajar mengaji tiap hari, saat ujian saja kembali ke pondok.

Sejak tahun lalu sudah kembali normal. Alhamdulillah semua berjalan dengan baik. Memang pernah ada drama hawer-hawer di rumah, biaunillah selesai. Lelaki ya, kalau nggak pernah ngepot dikit malah aneh kan.

Nah hari ini, mereka mengikuti wisuda di Pondok Pesantren Miftahul Huda Malang. Duh betapa kami sangat bersyukur dan bahagia, Nak. Akhirnya, panjenengan berdua bisa menyelesaikan semua dalam waktu yang tepat.

Bisa mendapat sanad ilmu para guru kyai dan sesepuh Gading adalah hal istimewa. Dapat sungkem tadzim semua guru madrasah setelah mendapat kalung medali kelulusan adalah hadiah yang mewah. Alhamdulillah.

Mohon maaf ya, Nak. Abi Haris dan Umi tidak bisa hadir. Keluar dari Lampung di hari-hari ini agak mbuh angelnya. Sudah kami upayakan, minimal saya yang terbang, tapi urung juga. Mohon maaf nggih. Sebagai ganti, ada Ami dan Ama yang jadi wali santri. Nggak apa kan?

::

Terima kasih ya, Nak. Terima kasih untuk telah berjuang sejauh ini. Menjadi santri yang mahasiswa dan mahasiswa yang santri, sungguh bukan hal luar biasa. Tapi saya tahu pasti, ini tidak mudah. Apalagi sahabat sebaya di luar punya kesempatan luas untuk ngiter main. Bikin ngeces ya. Dulu, emakmu ini juga selalu tergoda mbolos, Nak. Tiba-tiba telinga nging-nging tiap jam mengaji dan sekolah madrasah, ada suara bisikan mengajak kabur mborot. Dan saya sering gagal untuk tidak mengikutinya.Tapi panjenengan telah berhasil melewati jalan berliku ini, Nak. Meski pernah tertatih, jatuh dan terjerembab, alhamdulilah bisa bangkit lagi.

Terima kasih nggih, Nak. Terima kasih untuk telah memilih jalur ini. Dengan riang, meski kadang uring-uringan.

Terima kasih telah menjadi lelaki dewasa yang amanah. Setelah ini, kepakkan sayap lagi ke arah yang panjenengan inginkan, Nak. Terbanglah. Dengan bahagia. Sinau hidup yang sesungguhnya, mengeja setiap makna. Berhidmah dan berbagi kebaikan, dengan suka cita. Terus belajar mencintai Allah, Rasulullah dan sesama. Dengan gembira.

Terima kasih ya, Nak. Terima kasih ❤️

Allahumaj alna wa awlaadana min ahlil ilmi wa ahlil khair. Allahumma shalli alaa sayyidina Muhammad.

  • Bataranila, 13 Maret 2022-
    .

.
📷 Bersiap berangkat tadi pagi.

Bikin Bangga, Siswa SMK Ibrahimy Terpilih Jadi Peserta Terbaik dalam Ajang Kompetisi Keahlian Se-Provinsi Jawa Timur

Previous article

MALAM NISFU SYA’BAN

Next article

You may also like

Comments

Comments are closed.