Penulis: Ning Evi Ghozaly
Lima tahun lalu saya ke Turkey. Bersama enam sahabat, kami belajar dan mengunjungi banyak tempat. Salah satu yang kami kagumi adalah Blue Mosque. Besar, indah. Teduh, dan megah.
Kini, masjid yang mirip Blue Mosque ini ada di Lampung. Tepatnya di kampus Universitas Islam Negeri Raden Intan, Jl. Endro Suratmin, Bandar Lampung. Tentu, dalam versi yang lebih kecil.
Dibangun sejak tahun 2013, masjid bernama Safinatul Ulum (Perahu Ilmu) ini bersebelahan dengan danau buatan yang penuh dengan ikan besar. Jajaran pohon rindang di beberapa titik, menambah kesan adem dan nyaman.
Ornamen kaligrafi dan aksara Lampung yang memenuhi dinding dan plafon dalam masjid ini, mengingatkan saya pada hiasan kramik cantik di sekujur gerbang Taj Mahal India, yang sempat saya kunjungi dua tahun lalu.
Sungguh, saya tak henti mengagumi masjid kampus ini, bahkan ketika masih 75 persen pembangunannya, beberapa tahun lalu. Saat itu, saya mendampingi wakil gubernur bertemu Prof. K.H. Moh. Mukri, M.Ag rektor UIN yang kemudian mengajak kami masuk masjid hingga naik lantai teratas. Melintasi beberapa tiang diantara 99 tiang perlambang asmaul husna. Menapak satu persatu tangga, mengelilingi 9 menara kecil lalu berhenti sejenak di depan menara terbesar. Sembilan menara untuk mengenang perjuangan Walisanga.Tarik nafas panjang, kembali menuruni tangga. Khusus tangga untuk keluar masuk masjid, terdiri 5 anak tangga, perlambang 5 rukun Islam.
Kami lalu keluar, menelusuri jalan setapak ber-paving. Memutari masjid, dan berhenti depan danau. Prof. Mukri memberi saya kaleng kecil berisi makanan ikan, lalu mengajak saya menebarkannya ke kolam. Wuaaah, saya sampai berteriak kecil melihat ikan-ikan spontan datang. Banyaaaaak, mulutnya berkecipuk rebutan makanan. Seruuu, banget.
::
Kini, masjid berukuran 40 x 50 meter yang diperkirakan menelan dana puluhan milyar dan dapat menampung 6.400 jamaah ini, sampai pada tahap penyempurnaan. Siapa sangka jika pada awal pembangunan, panitia hanya mengantongi dana 5 juta?
Ajaib. Atas pertolongan Allah, sumbangan mengalir tak henti. Bantuan datang dari berbagai pihak, termasuk dari para dosen dan mahasiswa.
“InsyaAllah, bulan Desember 2020, masjid kebanggaan ini akan diresmikan. Semoga corona berlalu dan Presiden bisa hadir”, ngendikan Prof.Mukri.
Saya bersyukur mendapat kesempatan berbincang lagi dengan alumnus Krapyak dan Langitan ini. Beliau, kyai yang juga menjabat ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Prop. Lampung sekaligus sebagai ketua Kopertais VII.
“Selain untuk berjamaah, masjid ini digunakan untuk berbagai kegiatan ilmiah dan keagamaan. Sudah banyak perguruan tinggi lain yang datang untuk menyaksikan masjid. Bahkan tiap akhir pekan, masyarakat berbondong mengunjungi. Semoga ada banyak kebaikan dan barakah yang tersebar dari masjid Safinatul Ulum”, harap Prof. Mukri.
::
Ehem. Itu masih masjidnya ya. Kemudian, apa lagi?
Ada 8 danau buatan seluas 14.220 meter persegi. Ada 8 ribu 58lubang resapan biopori. Seluruh area kampus ramah pejalan kaki dan pesepeda. Kendaraan bebas emisi. Ada beberapa air mancur, tersebar di depan gedung-gedung yang dominan warna hijau. Pada semua tepi danau, ada kursi-kursi beton panjang. Sulit menemukan tanah kosong tanpa ditumbuhi rumput jepang yang sangat terawat. Tak ada sampah, hanya daun kering berguguran. Beberapa pohon Bougenville dan Flamboyan berbunga mekar. Sangat indah.
Ada jalur khusus untuk pejalan kaki dan disabilitas. Setiap pekan ada satu hari car free day. Tak boleh ada mahasiswa, dosen atau karyawan yang merokok. Dimanapun, selama di wilayah kampus.
Maka, sangat wajar jika kini UIN Lampung mendapat penghargaan sebagai Green Campus.
::
Berapa sih jumlah mahasiswa UIN Lampung dan bagaimana pembelajarannya?
Di bawah kepemimpinan Prof. Mukri, kampus yang dulu bernama IAIN (Institut Agama Islam Negeri) dengan 2.500 mahasiswa pada tahun 2011, berubah menjadi Universitas Islam Negeri dan kini memiliki 30 ribu mahasiswa. Terdiri dari 6 fakultas dengan 30 jurusan. Termasuk program S3 Manajemen Pendidikan Islam yang saya menjadi salah satu alumninya. Cieee. Bangga, alhamdulillah.
Mata kuliah berkelanjutan 44 dari 1.748 mata kuliah. Penelitian dosen, kegiatan mahasiswa dan semua program difasilitasi dengan baik. Hingga berbagai penghargaan tingkat Nasional telah diterima UIN Lampung.
Pokoknya woke, Gaes. Ikuti aja liputannya ya Gaes. Di program Kiswah Interaktif TV9 Nusantara pada Ahad, 27 September 2020, pkl 16.30.
Bagi yang belum bisa menangkap siaran langsung bisa streaming youtube TV9 ya. Tinggal klik link youtube di atas.
Ohya, bagi yang penasaran profil Green Campus UIN Lampung, bisa klik ini nggih:
Bandar Lampung, 26 September 2020.
Comments