
ANTARA BAROKAH DAN TAKUT
Penulis: Mas Ari Hidayat*
Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum (YPP MU), lembaga pendidikan yang berdiri sejak setengah abad lalu ini telah cukup banyak menelurkan generasi berkualitas. Melalui alumninya, keberadaan YPP MU kini semakin tak dapat dipandang sebelah mata.
Generasi muda yang ditelurkan lembaga-lembaga pendidikan di lingkungan YPP MU Miftahul Ulum Bengkak belakangan ini mulai membanggakan. Banyak alumninya kini sukses diterima berkiprah di berbagai dunia kerja, khususnya di dunia pendidikan, baik pendidikan umum maupun agama.
Sekitar lima tahun belakangan ini YPP MU yang sebelumnya selalu dinilai sebagai lembaga yang tak mampu mencetak generasi mumpuni kini semakin menunjukkan jati dirinya. Penilain minor itu berasal dari orang-orang yang iri akan kesuksesan Pengasuh I Almarhum KH. Ahmad Djazari Marzuki dalam merintis dan mengembangkan pesantren. Saat ini mereka terpaksa mulai menutup wajah karena rasa malu.
Belakangan ini banyak alumni YPP MU mulai menjadi buah bibir di beberapa universitas, khususnya di area Jawa timur. Kiprah mereka sebagai mahasiswa di kampus masing-masing sungguh patut diacungi jempol.
Melalui kiprah mereka itu, kini YPP MU memiliki generasi penerus yang tidak diragukan lagi mampu untuk diajak ikut berfikir tentang kemajuan YPP MU ke depan.
Sesuai yang dinginkan almarhum KH . Ahmad Djazari Marzuki, para santri dan alumni YPP MU dapat kembali ke Miftahul Ulum sebagai generasi penerus yang bertugas mengembangkan YPP MU agar semakin bermanfaat bagi masyarakat.
Dengan jargon ngamrih barokah dan berfikir serta berbuat bagi kemajuan YPP MU ke depan, Pengasuh I YPP MU itu sangat berharap para alumni dapat melanjutkan perjuangannya di berbagai aspek kehidupan, tidak hanya di dunia pendidikan.
Di beberapa tahun terakhir ini, YPP MU telah berhasil mencetak santri dan siswa yang mampu berkompetisi di luar. Saat menjadi mahasiswa di berbagai perguruan tinggi, mereka tampil sangat membanggakan dalam mengharumkan nama YPP MU di beberapa perguruan tinggi, antara lain di UIN Surabaya, IAIN Jember, UNEJ Jember, UNU Surabaya, UB Malang, IAIN Tulungagung, UNTAG Banyuwangi, dan UNIBA Banyuwangi. Juga di beberapa universitas di luar Jawa Timur, seperti di Jogja, Mataram, dan Solo. Kiprah mereka di dunia kampus sangat mengembirakan.
Namun, itu semua menjadi tanya saat akan kembali ke YPP MU untuk menuangkan ilmu yang didapatnya di universitas seakan menjadi momok bagi para alumni yang mencoba mengais barokah dari Miftahul Ulum sebagaimana yang diinginkan almarhum pengasuh pertama, KH. Achmad Djazari Marzuqi.
Apakah para alumni gagal paham akan arti barokah sehingga niat untuk membagi pengalaman dari universitas sebagai mahasiswa yang bergelar S1 harus perang urat saraf dengan beberapa “awak” Miftahul Ulum? Mengapa mereka yang memiliki niat tulus untuk berbagi harus mengalami “cekalan” hingga “cibiran”? Ataukah ada rasa takut dari “awak” Miftahul Ulum dengan hadirnya sarjana baru sehingga dinilai sebagai saingan yang seakan-akan mengancam posisinya?
Bila situasi ini terus menerus terjadi tentu sangat memprihatinkan. Dikhawatirkan itu akan mematahkan harapan pengasuh pertama Almarhum KH.Ahmad Djazari Marzuqi. Kondisi ini sungguh laksana gunung es, sangat perlu matahari yang dapat mencairkan kebekuan, atau akan terbunuh akibat beku.
Semoga ini menjadi bahan renungan bagi kita semua, para alumni YPP MU.
*Penulis adalah alumnus YPP Miftahul Ulum Angkatan Tahun 1988.
Alhamdulillah kiprah YPP Miftahul Ulum semakin diakui oleh masyarakat, salah satu indikatornya adalah kualitas dan peran para alumninya yg diakui masyarakat, tentu hal ini tak lepas dari perbaikan sistem yang terus dilakukan di YPPMU, termasuk didalamnya sistem perekrutan guru yang sepertinya menjadi paragraf inti tulisan ini, namun keterbatasan penulis tentang informasi perekrutan guru menyebabkan tulisan ini layak untuk dikoreksi,:
Pertama, sistem perekrutan guru di YPPMU berdasarkan asas kebutuhan lembaga, artinya ketika lembaga tidak membutuhkan tambahan guru secara otomatis lamaran guru akan ditolak.
Kedua, proses perekrutan guru dilaksanakan secara terbuka, dimulai dengan membuka lamaran, cek administrasi, interview dan tes baca Al Qur’an, micro teaching, istikhoroh Majlis keluarga, dan terakhir penandatangan pakta integritas dan kontak kinerja.
Ketiga, waktu pelaksanaan rekrutmen tersebut bisa berjalan satu bulan atau lebih, hal ini dilakukan bukan semata untuk mengulur waktu, melainkan salah satu cara untuk menyaring kesungguhan para pelamar dalam mengabdi di YPPMU.
Keempat, para pelamar yang dinyatakan lolos seleksi, diberikan hak dan kewajiban sesuai ketentuan yayasan. dan pada tahap ini guru atau tenaga kependidikan yg diterima sudah pada tahap siap mengabdikan jiwa dan raganya untuk YPPMU tercinta.
Semoga tanggapan singkat ini bermanfaat
Barokallah, bibir dan fikiran saya terbungkam seketika.
Terimakasih atas aspirasi yg mewakili suara kami.
#mahasiswaminoritas