Penulis: Ning Evi Ghozaly
Belajar Jarak Jauh (BJJ) tak akan bisa menggantikan semua fungsi pembelajaran tatap muka. Sepakat kan?
Memang dengan komitmen dan strategi yang pas, kita tetap mendapat manfaat dari BJJ. Tapi setelah 10 bulan BJJ berjalan, kok masalah yang mengiringi makin kompleks ya. Anak-anak sudah sangat bosan. Orang tua menjadi serba salah, yang bisa mendampingi anaknya belajar, kadang hilang kesabaran. Yang tak bisa mendampingi anak belajar, jadi resah nggak karuan. Anak-anak yang tak punya hape dan quota ketinggalan banyak materi. Yang leluasa pegang hape, ada yang sampai kecanduan game.
Saat semua sudah disiapkan pun, BJJ tetap ada yang kurang. Guru mengajar lewat zoom, video anak nyala, tapi tak ada suara saat diabsen. Eh ternyata ketiduran. Video mati, anak nonton youtube. Daring dan luring, sama saja. Keterbatasan ini niscaya 🙂
::
Hari ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mas Nadiem Makarim menyampaikan pengumuman penting, bahwa mulai Januari 2021, sekolah boleh buka, tapi tidak wajib.
Keputusan bersama dengan menteri-menteri terkait ini, bisa kita simpulkan,
- Pembukaan sekolah merupakan wewenang Pemerintah Daerah. Jika daerah siap, maka sekolah bisa dibuka kembali. Pemberian izin buka sekolah tidak terkait zona risiko COVID-19.
- Orang tua boleh tidak mengirimkan anaknya ke sekolah, meski sekolah sudah buka.
- Bagi sekolah yang buka, wajib menerapkan protokol kesehatan, kapasitas separuh dari biasanya, semua wajib pakai masker setiap saat, jaga jarak, memiliki termogun dan fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, tidak ada kegiatan ekstrakurikuler/olahraga, murid dan guru atau staf yang sakit dengan gejala COVID-19 atau ada keluarganya yang bergejala, tidak boleh masuk sekolah.
::
Dengan ketentuan tersebut, bisa jadi anak-anak kita hanya bersekolah 2 atau 3 kali dalam sepekan. Bergantian dengan teman-temannya. Mulai sekarang, setiap sekolah sudah harus menyiapkan semua. Setelah ada keputusan dari pemda setempat baru go, go.
Anak-anak pasti bahagia mendengar pengumuman ini. Sekolah akan kembali “hidup” , ada teriakan murid, ada suara guru. Ada senyum dan sapa. Kembali ramai, meski tetap harus hati-hati dengan batasan tertentu.
Tapi karena ini pilihan dan tidak wajib, orang tua tak perlu khawatir. Tak harus mengikuti arus. Semua harus dipelajari, harus dipikir masak. Pemda sebaiknya juga benar-benar berhitung sebelum memutuskan. Sebab bagaimanapun, keselamatan dan kesehatan lebih utama.
Terlepas dari pro kontra, saya bisa merasakan kecemasan sahabat-sahabat. Terutama para dokter dan tenaga kesehatan. Bahkan baru saja saya mendapat WA dari seorang dokter, “Duh…saya klakep.”
Semoga pandemi segera berlalu. Semoga kita semua sehat, selamat dan panjang umur.
- Bandar Lampung, 20 Nopember 2020 –
Bisa disimak di YouTube: https://youtu.be/chDr3xLt47s
Comments